Berkat KUR BRI, UMKM Sleman Ini Sukses Ubah Daun Kelor Jadi Produk Pangan Bernilai Tinggi

Selasa, 27 Mei 2025 | 08:00 WIB

Siti Fatimah ubah daun kelor jadi bisnis kuliner bernilai lewat Pawon Teges.

LINK UMKM - Seorang pelaku usaha mikro di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan bahwa inovasi dan ketekunan mampu mengubah potensi lokal menjadi bisnis bernilai ekonomi tinggi. Siti Fatimah, seorang ibu rumah tangga asal Desa Hargobinangun, berhasil mengembangkan usaha kuliner berbasis daun kelor melalui merek Pawon Teges, yang kini telah dikenal luas hingga ke luar daerah.

Usaha rumahan tersebut bermula dari ketertarikan Siti terhadap daun kelor, yang selama ini belum banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar. Ketertarikan itu muncul usai mengikuti lomba masak olahan lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Sleman pada tahun 2018. Meski terdorong oleh semangat untuk berinovasi, proses menemukan resep yang tepat tidak berjalan mudah. Ia memerlukan waktu sekitar delapan bulan hingga berhasil menciptakan produk perdana berupa minuman cincau kelor, yang mendapat respon positif dari pasar.

Namun, tantangan besar datang ketika pandemi Covid-19 melanda. Kala itu, Siti telah menanam sekitar 1.000 batang kelor dan menyewa tenant di sebuah food court. Ketika kegiatan ekonomi terhenti total akibat pembatasan, ia pun harus memutar otak untuk menyelamatkan usaha. Dalam kondisi terbatas tersebut, ia justru melihat peluang baru.

Alih-alih menyerah, Siti memutuskan untuk mengolah daun kelor menjadi produk kering seperti teh dan tepung kelor yang memiliki daya simpan lebih lama. Ia juga mengembangkan produk olahan lainnya seperti bakso kelor dan tahu bakso kelor, yang kemudian dipasarkan melalui lapak-lapak tradisional di pasar. Perlahan, produk-produk tersebut mulai mendapat tempat di hati konsumen, tidak hanya di Sleman, tetapi juga merambah ke berbagai kota lain seperti Jakarta, Tangerang, Malang, Bondowoso, hingga ke wilayah Sulawesi dan Papua.

Produk-produk Pawon Teges, khususnya tepung dan teh kelor, bahkan kini menjadi favorit di kalangan konsumen penderita hipertensi dan kolesterol karena manfaat kesehatannya. Di balik keberhasilan tersebut, Siti mengakui bahwa dukungan permodalan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sangat berperan penting, terutama dalam menjaga arus kas selama masa sulit pandemi.

Ia menyebutkan bahwa proses pengajuan KUR di BRI tergolong mudah dan tidak berbelit. Pada awalnya, ia mendapatkan pinjaman sebesar Rp10 juta, yang kemudian meningkat secara bertahap hingga mencapai total Rp250 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan produk serta mendukung kebutuhan operasional usaha sehari-hari.

Tidak hanya menyediakan pembiayaan, BRI juga memberikan ruang promosi melalui berbagai event bazaar dan kegiatan kunjungan pemerintah, di mana produk teh kelor Pawon Teges sempat dipilih sebagai bagian dari souvenir resmi. Siti menyatakan optimistis bahwa kolaborasi seperti ini akan terus berkembang dan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi pelaku UMKM.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, dalam pernyataan terpisah menegaskan bahwa kisah Siti Fatimah mencerminkan keberhasilan nyata dari upaya pemberdayaan pelaku usaha mikro yang dijalankan oleh BRI. Ia menyampaikan bahwa BRI terus berkomitmen mendukung pelaku UMKM melalui akses pembiayaan yang mudah dan program pengembangan kapasitas usaha.

Dengan semakin luasnya cakupan dan manfaat KUR, BRI berharap dapat mendorong pengusaha mikro untuk meningkatkan skala bisnis dan memperkuat daya saing produk mereka di pasar nasional maupun internasional.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x