Inovasi Produk Kelor: UMKM Perempuan Sleman Ini Sukses Bangkit Berkat Akses Pembiayaan KUR

Jumat, 23 Mei 2025 | 11:00 WIB

Produk UMKM yang berbasis komoditas lokal berupa daun kelor, Pawon Teges. kini sukses menembus pasar nasional.

LINK UMKM - Transformasi sederhana menjadi peluang usaha berkelanjutan ditunjukkan oleh seorang pelaku UMKM perempuan asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Memanfaatkan potensi lokal berupa daun kelor, pengusaha tersebut berhasil menciptakan berbagai produk olahan yang kini diminati pasar luas. Usaha rumahan bernama Pawon Teges ini bukan hanya menopang perekonomian keluarga, tetapi juga telah membuka akses pasar hingga ke luar Pulau Jawa.

Kisah sukses tersebut berawal dari partisipasi dalam lomba masak olahan lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian pada tahun 2018. Dari kegiatan itu, muncul ketertarikan untuk mengembangkan potensi kelor yang sebelumnya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Namun, proses menuju pasar tidak berjalan instan. Dibutuhkan waktu sekitar delapan bulan untuk menemukan formula dan resep yang tepat hingga akhirnya lahirlah produk perdana berupa minuman cincau berbasis kelor.

Saat usaha mulai menunjukkan pertumbuhan, pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar. Dengan ribuan batang kelor yang telah ditanam dan penyewaan tempat usaha di pusat kuliner, semua aktivitas harus dihentikan karena pembatasan sosial. Namun, dari keterbatasan itulah muncul ide inovatif. Daun kelor yang berlimpah dikeringkan dan diolah menjadi tepung serta teh kelor, yang kemudian disusul dengan varian lain seperti bakso dan tahu kelor.

Inovasi tersebut terbukti berhasil. Produk-produk dari Pawon Teges kini tidak hanya populer di Sleman, tetapi juga telah dipasarkan ke berbagai daerah, termasuk Jakarta, Malang, Bondowoso, Sulawesi hingga Papua. Produk berbasis kelor bahkan mendapat sambutan positif dari konsumen dengan kebutuhan khusus, seperti penderita hipertensi dan kolesterol tinggi, karena kandungan gizinya yang dinilai menyehatkan.

Dukungan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) disebut menjadi salah satu kunci utama keberlanjutan usaha. Skema pembiayaan tersebut memberikan fleksibilitas permodalan yang dibutuhkan untuk menjaga arus kas, terutama saat terjadi penurunan penjualan selama pandemi. Proses pengajuan yang dinilai mudah dan tidak berbelit-belit juga menjadi faktor penting yang mendorong kepercayaan pelaku usaha mikro untuk mengakses fasilitas tersebut. Dana yang awalnya hanya Rp10 juta secara bertahap meningkat hingga mencapai Rp250 juta, digunakan untuk pengembangan produk dan operasional usaha.

Tidak hanya memberikan akses pembiayaan, bank penyalur KUR juga turut mendukung pemasaran produk UMKM melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan, bazar, dan kolaborasi dalam event kunjungan instansi pemerintah. Produk teh kelor milik Pawon Teges bahkan pernah terpilih sebagai isi souvenir resmi dalam kegiatan tersebut, memberikan eksposur yang signifikan kepada konsumen baru.

Kisah ini memperlihatkan bagaimana akses pembiayaan yang inklusif mampu menjadi penggerak utama pemberdayaan ekonomi lokal, terutama bagi pelaku usaha perempuan. Dengan kombinasi inovasi produk, pemanfaatan sumber daya lokal, serta dukungan kebijakan pemerintah melalui KUR, UMKM seperti Pawon Teges menunjukkan bahwa usaha mikro dapat tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh.

Model pengembangan ini menjadi contoh praktik baik yang layak direplikasi di berbagai daerah, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperluas inklusi keuangan dan memperkuat struktur ekonomi kerakyatan di tengah tantangan global.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x