Kredit Makin Sehat, BRI Cetak Perbaikan Kualitas Aset Lewat Manajemen Risiko Ketat
Sabtu, 10 Mei 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan perbaikan signifikan dalam kualitas aset sepanjang kuartal I 2025, seiring penerapan manajemen risiko yang dinilai efektif dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan triwulan I yang digelar di Jakarta. Ia menyebutkan bahwa rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BRI berhasil ditekan menjadi 2,97 persen pada akhir Maret 2025, turun dari posisi 3,11 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan rasio NPL ini mencerminkan disiplin tinggi dalam pengelolaan risiko kredit di semua lini bisnis BRI,” kata Mucharom.
Selain itu, indikator lain seperti Loan at Risk (LAR) juga mencatat perbaikan. LAR BRI tercatat turun dari 12,68 persen menjadi 11,12 persen secara tahunan. Menurut Mucharom, penurunan ini menunjukkan bahwa portofolio kredit BRI semakin sehat dan terkendali, meskipun tekanan dari ketidakpastian global dan tantangan geopolitik masih membayangi sektor usaha.
Dalam menjaga ketahanan keuangan, BRI juga memperkuat pencadangan risiko. Per Maret 2025, NPL Coverage Ratio bank mencapai 200,60 persen, angka yang dinilai sangat memadai untuk mengantisipasi potensi memburuknya kualitas aset ke depan.
Dengan cadangan yang kuat, lanjut Mucharom, BRI diyakini mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan serta menjaga kepercayaan investor, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya di tengah kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian seperti perang tarif dan inflasi.
Dari sisi pembiayaan, BRI tetap menunjukkan pertumbuhan dengan total penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun hingga akhir kuartal I 2025, naik 4,97 persen secara tahunan. Kredit UMKM masih menjadi fokus utama, mencakup 81,97 persen dari total penyaluran, atau senilai Rp1.126,02 triliun.
Performa ini mempertegas posisi BRI sebagai bank yang berkomitmen pada ekonomi kerakyatan. Dengan dominasi kredit di sektor produktif, BRI dinilai berperan strategis dalam penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan, sejalan dengan agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Asta Cita Pemerintah Indonesia.
Sebagai informasi, Mucharom ditetapkan sebagai Direktur Manajemen Risiko BRI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025 dan mulai menjalankan tugas setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
***
ALP/NS



