Limbah Kain Disulap Jadi Busana Bernilai Ekspor, UMKM Ini Gaungkan Fesyen Ramah Lingkungan ke Dunia
Minggu, 4 Mei 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan pelestarian budaya lokal mendorong lahirnya berbagai inovasi dari sektor ekonomi kreatif. Salah satunya datang dari UMKM perempuan di bidang fesyen, Dara Baro, yang sukses memadukan prinsip keberlanjutan dengan sentuhan wastra Nusantara.
Menjelang Lebaran 2025, koleksi busana terbaru Dara Baro ludes terjual di sebuah pusat ritel ternama di Jakarta. Koleksi ini dirancang menggunakan potongan kain sisa tenun, batik, hingga jumputan yang diolah kembali lewat teknik boro—sebuah metode dari Jepang yang menggabungkan seni menambal dan menjahit ulang limbah tekstil.
Pendiri Dara Baro, Dimita Agustin, menuturkan bahwa setiap lembar kain memiliki kisahnya sendiri. Ia ingin menunjukkan bahwa limbah bukanlah akhir dari siklus pakai, melainkan awal dari sebuah karya yang bermakna dan berdaya.
“Kami ingin menyampaikan bahwa mode tidak harus merusak alam. Justru lewat karya ini, kami mengajak publik—terutama generasi muda—untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memahami potensi besar dari sisa kain yang selama ini kerap terbuang,” kata Dimita dalam wawancara di Jakarta.
Tak hanya mendapat sambutan hangat di dalam negeri, karya Dara Baro juga berhasil menembus kurasi platform mode internasional. Salah satu prestasi teranyar adalah undangan dari L’adresse Paris, kurator fashion prestisius asal Prancis yang dikenal sangat selektif dalam memilih jenama yang akan ditampilkan.
Selain itu, brand ini juga terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang Osaka Expo di Jepang, berkat konsistensinya dalam mengusung konsep upcycle fashion yang berorientasi pada keberlanjutan.
Lebih dari sekadar berbisnis, Dara Baro juga membuka ruang edukasi bagi generasi muda. Siswa-siswi dari sekolah mode dilibatkan dalam program magang untuk mempelajari proses kreatif sekaligus mempraktikkan langsung teknik pengolahan limbah kain menjadi karya fesyen.
Upaya berkelanjutan ini pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Tahun lalu, Dara Baro dianugerahi penghargaan Best Eco Friendly Product dari dua kementerian, sebagai bentuk pengakuan atas keberhasilannya mengusung prinsip ramah lingkungan dalam proses produksi.
Pemerintah sendiri melalui berbagai program sosial dan ekonomi terus mendorong pelaku UMKM agar mampu naik kelas dan membuka pasar hingga ke mancanegara. Dukungan terhadap sektor industri kreatif dan ekonomi hijau menjadi bagian dari upaya memperluas lapangan kerja berkualitas, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi rakyat.
Kisah Dara Baro menjadi contoh nyata bahwa keberlanjutan dan kreativitas bisa berjalan seiring. Lewat inovasi dari sisa kain, UMKM ini berhasil membuka jalan menuju panggung global, sekaligus memberi inspirasi bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari sehelai wastra.
***
ALP/NS



