Herbal Lokal Tembus Mancanegara, Produk Ashitaba dari Malang Jajaki Pasar Global
Kamis, 1 Mei 2025 | 09:00 WIB

LINK UMKM - Produk minuman herbal berbasis tanaman Ashitaba asal Kabupaten Malang berhasil menembus pasar internasional, menjadi bukti nyata potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia dalam merambah pasar global.
Produk bernama Kamandalu Ashitaba ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan lokal yang memanfaatkan tanaman sejenis seledri raksasa yang dibudidayakan di lereng Gunung Semeru, tepatnya di wilayah Poncokusumo. Tanaman Ashitaba yang tumbuh di Indonesia disebut memiliki ukuran lebih besar dibandingkan varietas serupa di Jepang, mencapai tinggi hingga dua meter.
Distribusi produk ini dijalankan oleh pelaku usaha lokal yang menyampaikan bahwa pengolahan Ashitaba dilakukan secara berkelanjutan. Bahan baku diproses menjadi produk herbal siap konsumsi, di antaranya teh celup, dengan kemasan ramah lingkungan menggunakan serat jagung.
Salah satu pendiri perusahaan pengembang Ashitaba, yang juga pernah mengalami masalah berat badan, mengaku merasakan manfaat tanaman ini secara langsung. Perubahan gaya hidup dan konsumsi rutin Ashitaba disebut menjadi titik balik yang memotivasi dirinya untuk mengembangkan produk kesehatan berbasis tanaman herbal tersebut.
Dalam pengembangannya, pelaku usaha ini tidak hanya fokus pada manfaat kesehatan, namun juga menjaga kualitas dan integritas produk. Prinsip keberlanjutan diterapkan mulai dari proses budidaya hingga kemasan yang dapat didaur ulang, dengan tujuan agar produk ini tidak hanya baik bagi tubuh, tetapi juga ramah terhadap lingkungan.
Partisipasi Kamandalu Ashitaba dalam sebuah ajang pameran UMKM yang digelar pemerintah awal tahun ini membuka akses yang lebih luas ke pasar luar negeri. Melalui ajang tersebut, pelaku usaha memiliki kesempatan bertemu langsung dengan calon mitra dagang dari berbagai negara serta memperkenalkan produk kepada konsumen internasional, termasuk komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
Pelaku usaha berharap kehadiran produk lokal seperti Kamandalu Ashitaba di pasar global bisa mendorong masyarakat dunia untuk mengenal lebih jauh ragam tanaman herbal Indonesia yang belum banyak diketahui, namun memiliki manfaat tinggi.
Dalam pameran tersebut, tercatat lebih dari 69 ribu pengunjung hadir, dengan total transaksi mencapai lebih dari Rp40 miliar. Nilai kontrak ekspor yang tercapai dilaporkan menyentuh angka USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun, menandai langkah maju bagi UMKM Indonesia dalam meningkatkan daya saing di tingkat global.
Inisiatif ini menjadi salah satu contoh konkret bagaimana pelaku UMKM dalam negeri, dengan dukungan berbagai pihak, mampu bersaing di pasar internasional melalui inovasi produk dan pendekatan bisnis berkelanjutan.
***
ALP/NS



