Kisah Dimas Mairyan dan Transformasi Brand Lokal Heymale.id
Senin, 28 April 2025 | 12:55 WIB

LINK UMKM - Bermula dari latar belakang keluarga sederhana, Dimas Mairyan membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menciptakan bisnis yang berdampak besar. Dengan modal awal hanya Rp1,6 juta, ia mendirikan brand fesyen pria Heymale.id, yang kemudian berkembang menjadi grup usaha bernama Heygroup dengan berbagai lini merek lokal lain seperti Heylocal, Prepp Studio, dan Zomabasic.
Nama Dimas kini dikenal luas di kalangan anak muda pencinta brand lokal, bahkan produknya sempat memecahkan rekor penjualan jaket terbanyak secara daring dalam satu menit, sebagaimana dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).
Dari Reseller Jaket ke Pemilik Brand
Dimas mengenang masa sulit semasa kuliah, di mana ia harus memutar otak untuk menutup tunggakan biaya kuliah. Ia menyebut ibunya, seorang penjual gorengan, sebagai satu-satunya penopang hidup setelah ayahnya meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kesulitan ekonomi tersebut mendorongnya memulai bisnis dengan menjadi reseller jaket angkatan. Meski awalnya hanya perantara, ia telah memiliki visi besar untuk membangun merek sendiri. Langkah itu membawanya ke pendirian Male.id yang kemudian berevolusi menjadi Heymale.id pada tahun 2021.
Ketekunannya membuahkan hasil. Ia mulai menyentuh pasar lebih luas lewat pendekatan digital dan strategi kreatif seperti sistem pre-order dan promosi terbatas.
Pernah Bangkrut, Tak Lantas Menyerah
Perjalanan Dimas tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami kegagalan saat mencoba bisnis perencana pesta (party planner) bersama sang istri. Meski usaha tersebut tidak berhasil, ia tidak menyerah dan justru menjadikan pengalaman itu sebagai pijakan untuk merintis bisnis berikutnya.
Bermodalkan pengalaman membangun audiens dan komunitas digital, ia beralih ke industri fesyen dan membangun brand yang lebih fokus dan tersegmentasi, salah satunya Heylocal, yang mengusung busana muslimah dengan gaya modern.
Andalkan Digital Marketing, Hindari Marketplace
Berbeda dengan pelaku usaha lain yang menggantungkan diri pada platform marketplace, Dimas memilih pendekatan mandiri. Ia memasarkan seluruh produknya hanya melalui situs resmi. Menurutnya, keputusan ini diambil karena sejumlah kendala operasional dan arus kas yang tidak lancar di platform pihak ketiga.
Meski strategi ini tergolong berani, hasilnya terbukti efektif. Akun Instagram Heymale.id kini memiliki lebih dari 1,4 juta pengikut, sementara Heylocal.id menembus angka 2,4 juta. Basis pelanggan yang loyal membuat brand ini tetap kuat meski berada di luar ekosistem marketplace.
Merambah Segmen Lain, Produksi Puluhan Ribu Unit
Kesuksesan di lini fesyen pria mendorong Dimas memperluas portofolionya ke segmen wanita dan anak. Bersama istrinya, Nadya Rosmalina, ia mengelola Heylocal.id, brand busana muslimah yang menyasar perempuan muda. Mereka juga memperkenalkan merek lain seperti Zomabasic, Prepp Studio Jr, Boonaboo, hingga Pacestudio.
Masing-masing brand dikembangkan dengan karakter dan target pasar yang berbeda, namun tetap mengusung nilai utama yang sama: kualitas produk, pelayanan konsumen, dan pendekatan digital-first.
Brand Lokal, Kualitas Global
Dimas menilai meningkatnya minat masyarakat terhadap produk lokal disebabkan oleh kombinasi desain yang relevan, kualitas produksi yang kompetitif, serta kepercayaan konsumen terhadap identitas brand.
Menurutnya, brand lokal kini tak kalah bersaing dengan produk luar negeri, apalagi dengan semakin banyaknya komunitas pendukung dan platform digital yang memfasilitasi pelaku usaha untuk tampil lebih luas.
Meski pandemi sempat menghantam banyak sektor, brand milik Dimas justru tumbuh pesat karena mampu beradaptasi cepat dengan kebutuhan pasar dan memaksimalkan tren belanja daring.
***
ALP/NS



