UMKM Palangkaraya Tembus Pasar Internasional dengan Ekspor Ikan Hias ke Singapura
Senin, 21 April 2025 | 11:00 WIB

LINK UMKM - Sebuah terobosan besar berhasil dicapai oleh salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tirta Haring Borneo, sebuah usaha yang bergerak di bidang pembudidayaan dan penjualan ikan hias, berhasil mengekspor ikan hias jenis Botia (Chromobotia macracanthus bleeker) ke Singapura. Total nilai ekspor yang tercatat mencapai S$2.520 atau sekitar Rp30 juta. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari sektor UMKM lokal yang mampu bersaing di pasar internasional.
Ikan Botia: Dari Kalimantan ke Pasar Dunia
Ikan Botia, yang lebih dikenal dengan sebutan ikan badut, terkenal karena warna tubuhnya yang mencolok dan unik. Ikan ini menjadi salah satu komoditas ikan hias yang banyak diminati di pasar internasional, khususnya di Asia Tenggara. Dengan habitat aslinya di perairan Kalimantan, ikan Botia sangat cocok untuk dibudidayakan di Indonesia, mengingat kondisi alam yang mendukung.
Namun, meskipun memiliki potensi besar, ekspor ikan hias dari Palangkaraya sempat dipandang sebagai tantangan tersendiri. Terlebih lagi, wilayah tersebut tidak memiliki pelabuhan atau bandara internasional yang memadai, yang sering dianggap menjadi kendala dalam proses ekspor. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat Robertus Verico Tingkes, pemilik Tirta Haring Borneo, untuk membawa produknya ke pasar global.
Tantangan dan Rintangan yang Dihadapi
Dalam wawancara, Robertus mengungkapkan bahwa pada awalnya, ia merasa pesimis untuk menjalankan ekspor. "Awalnya saya merasa ragu karena Palangkaraya tidak memiliki pelabuhan atau bandara internasional. Rasanya ekspor itu sulit dan pasti mahal," ungkap Robertus, mengenang perasaan pesimis yang sempat ia alami sebelum memulai langkah ekspor.
Namun, keyakinannya mulai berubah setelah ia mendapat informasi mengenai program Klinik Ekspor yang diadakan oleh Bea Cukai Palangkaraya. Program ini memberikan edukasi dan bimbingan teknis kepada pelaku UMKM yang ingin mengembangkan bisnis mereka melalui ekspor. Robertus pun memutuskan untuk mengikuti program ini, yang akhirnya membantunya memahami langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mewujudkan ekspor pertama mereka.
Peran Program Klinik Ekspor dalam Meningkatkan Akses ke Pasar Global
Program Klinik Ekspor yang diselenggarakan oleh Bea Cukai Palangkaraya ternyata menjadi titik balik bagi Tirta Haring Borneo. Melalui program ini, pelaku UMKM diberi kesempatan untuk belajar tentang berbagai prosedur ekspor, termasuk perizinan, dokumen yang diperlukan, serta cara memilih jalur distribusi yang efisien.
Nelly Friska Handayani, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Palangkaraya, menekankan bahwa program ini bertujuan untuk mendorong potensi ekspor dari daerah yang sering kali terkendala oleh keterbatasan informasi dan akses. "Kami menyadari bahwa banyak UMKM yang memiliki produk berkualitas, namun kesulitan untuk mengakses pasar internasional. Klinik Ekspor hadir untuk mengatasi tantangan tersebut dan memperkenalkan mereka dengan berbagai layanan ekspor yang ada," ujar Nelly.
Program ini memberikan pendampingan penuh, mulai dari penyuluhan mengenai prosedur ekspor hingga pemahaman mengenai standar kualitas yang harus dipenuhi. Hal ini terbukti sangat berguna bagi Tirta Haring Borneo yang sebelumnya kurang memiliki informasi mengenai cara-cara ekspor yang tepat.
Prospek Ekspor Ikan Hias dari Kalimantan
Keberhasilan Tirta Haring Borneo dalam mengekspor ikan Botia ke Singapura menunjukkan bahwa UMKM di Palangkaraya memiliki potensi yang besar untuk berkembang di pasar internasional. Robertus juga mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan yang diberikan melalui program Klinik Ekspor. "Bantuan yang kami terima sangat berharga, karena dengan pengetahuan dan dukungan yang diberikan, kami dapat menavigasi proses ekspor yang sebelumnya terasa sangat rumit," kata Robertus.
Selain itu, ekspor ikan hias juga memiliki prospek yang cerah. Pasar ikan hias dunia, terutama di Asia Tenggara, terus berkembang. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand menjadi pasar utama bagi ikan hias dari Indonesia. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat kaya, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam hal produk ikan hias, baik dari segi kualitas maupun keanekaragamannya.
Mendorong UMKM Lokal untuk Menembus Pasar Global
Keberhasilan Tirta Haring Borneo menjadi salah satu contoh nyata bahwa UMKM lokal, dengan dukungan yang tepat, dapat menembus pasar global. Dukungan dari berbagai pihak, terutama dari Bea Cukai Palangkaraya, melalui program Klinik Ekspor, memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk memahami cara memperluas jaringan bisnis mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Nelly Friska Handayani menambahkan, "Kami berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di Palangkaraya untuk lebih berani mengeksplorasi potensi ekspor. Klinik Ekspor kami siap membantu mereka untuk memulai perjalanan mereka ke pasar internasional."
Dengan keberhasilan ini, Tirta Haring Borneo tidak hanya berhasil memperkenalkan ikan hias asal Kalimantan ke dunia internasional, tetapi juga telah membuka peluang bagi UMKM lain untuk mengikuti jejak yang sama. Ke depan, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM di Palangkaraya yang berani mencoba memasuki pasar global dan memanfaatkan peluang ekspor untuk mengembangkan usaha mereka.
***
ALp/NS



