Harga Kelapa di Purwakarta Melonjak Tiga Kali Lipat, UMKM dan Pedagang Tertekan
Kamis, 17 April 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Harga kelapa di sejumlah pasar tradisional di Purwakarta dilaporkan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga yang mencapai tiga kali lipat dari harga normal ini memicu keresahan di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta para pedagang yang bergantung pada komoditas tersebut sebagai bahan baku utama.
Data dari lapangan menunjukkan bahwa kelangkaan pasokan menjadi penyebab utama melambungnya harga kelapa. Beberapa pedagang menginformasikan bahwa pasokan dari daerah sentra produksi, seperti Lampung, menurun drastis akibat gangguan cuaca dan tingginya permintaan dari luar negeri.
Pelaku UMKM mengaku mulai kesulitan mendapatkan kelapa dengan harga yang terjangkau. Produk olahan berbasis kelapa seperti santan kemasan, keripik kelapa, hingga makanan khas daerah kini mengalami penyesuaian harga akibat lonjakan biaya produksi.
“Dulu kelapa bisa dibeli seharga Rp 5.000–6.000 per butir, sekarang sudah tembus Rp 15.000. Kalau begini terus, banyak usaha rumahan bisa kolaps,” ujar seorang pelaku usaha olahan kelapa di Pasar Rebo, Purwakarta, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Kenaikan harga tidak hanya dirasakan oleh pelaku UMKM, tetapi juga oleh konsumen. Pedagang di pasar menyatakan bahwa mereka terpaksa menaikkan harga jual untuk menutup beban modal yang meningkat. Akibatnya, daya beli masyarakat terhadap produk berbahan dasar kelapa pun menurun.
Pemerintah daerah setempat dikabarkan telah mulai mengambil langkah untuk mengatasi kondisi ini. Sejumlah inisiatif seperti kerja sama antardaerah penghasil kelapa, pendampingan UMKM untuk diversifikasi bahan baku, serta program peningkatan produksi kelapa lokal tengah disiapkan.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya jangka menengah agar sektor UMKM tetap bertahan dan tidak terlalu bergantung pada satu jenis komoditas yang harganya fluktuatif.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan harga kelapa akan kembali normal. Namun pemerintah menyatakan akan terus memantau situasi di lapangan serta mendorong distribusi bahan baku agar tetap tersedia bagi pelaku usaha kecil dan menengah di daerah.
Dengan kondisi ini, pelaku UMKM dan pedagang diharapkan dapat segera menyesuaikan strategi bisnis agar tetap bertahan di tengah tekanan harga yang tinggi, sembari menunggu kebijakan lanjutan dari otoritas terkait.
***
ALP/NS




