Kisah Sukses Usaha Bakso Malang Maksum: Dari Gerobak Keliling hingga Pinjaman KUR BRI yang Mengubah Hidup
Kamis, 3 April 2025 | 13:00 WIB

LINK UMKM - Muhammad Maksum, seorang pengusaha bakso malang yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, telah menjalani perjalanan panjang dalam merintis usaha kulinernya di Jakarta. Pada tahun 1999, setelah lulus SMA, Maksum memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan membantu pamannya berjualan bakso malang di Kebon Jeruk. Dari situlah ia mulai belajar banyak hal tentang dunia bisnis kuliner.
Setelah hampir 10 tahun belajar dan berpengalaman bekerja bersama pamannya, Maksum akhirnya memutuskan untuk membuka usaha bakso malangnya sendiri pada tahun 2010. Ia masih berjualan di sekitar Kebon Jeruk, dengan menggunakan sepeda ontel yang dimodifikasi menjadi gerobak bakso untuk berkeliling.
Perjalanan usahanya pun tak selalu mulus. Untuk menambah modal dan memenuhi kebutuhan usahanya, Maksum memutuskan untuk mengajukan pinjaman Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp100 juta pada tahun 2014. Modal pinjaman ini digunakan untuk membeli tanah dan membangun gerobak baru. Dengan dana tersebut, Maksum juga mulai membangun rumah untuk keluarganya, dan akhirnya dapat tinggal di rumah sendiri pada tahun 2019.
Usahanya berkembang pesat. Kini, Maksum memiliki empat mitra usaha yang menjalankan bisnis bakso malang di berbagai lokasi. Maksum membantu mereka dengan menyediakan gerobak dan modal usaha, sementara mitra-mitranya mengelola bisnis dengan setor harian sebesar Rp250.000 hingga Rp350.000. Omzet per bulan yang diperoleh masing-masing mitra berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 juta, tergantung keramaian.
Maksum mengungkapkan bahwa usaha bakso malangnya kini tidak hanya memberinya keuntungan, tetapi juga memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Di rumahnya, ia bersama istri dan empat karyawan juga turut berkontribusi dalam menyiapkan bahan baku dan mengelola bisnis.
Untuk melanjutkan pengembangan usaha, Maksum kembali mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pada Januari 2024. Pinjaman tersebut digunakan untuk memperbaiki gerobak dan mendukung kebutuhan operasional lainnya. Maksum merasa sangat terbantu dengan pinjaman usaha tersebut, karena bunga yang relatif rendah dan proses pembayaran angsuran yang terjangkau.
Kepala Departemen Usaha Mikro BRI, Erwin Sapari, mengungkapkan bahwa BRI memberikan bunga yang lebih rendah dibandingkan pinjaman lainnya. Pinjaman KUR mikro dengan jumlah Rp10 juta hingga Rp100 juta dikenakan bunga sekitar 6%, sementara untuk pinjaman di atas Rp100 juta dikenakan bunga sekitar 9%. Selain itu, BRI juga memberikan pembinaan kepada UMKM yang menerima pinjaman KUR melalui pelatihan-pelatihan dan fasilitasi untuk mengikuti pameran guna memperluas jaringan pasar.
Dengan bantuan pinjaman KUR BRI, Maksum dan usaha bakso malangnya telah berkembang pesat. Kini, ia tidak hanya memiliki usaha sendiri, tetapi juga mampu membuka peluang bagi orang lain untuk berwirausaha. Maksum dan keluarganya saat ini dapat menikmati hasil kerja kerasnya dengan liburan ke kampung halaman dan memberikan kesempatan bagi empat karyawannya untuk mudik.
BRI, melalui program KUR, telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung UMKM dalam mengakses modal dengan biaya yang lebih terjangkau, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang. Maksum adalah contoh nyata bagaimana dukungan pembiayaan yang tepat dapat mengubah kehidupan seorang pengusaha kecil menjadi lebih sukses dan mandiri.
***
ALP/NS



