Penurunan Daya Beli Masyarakat Terus Tekan Penjualan UMKM, Apa Solusinya?
Rabu, 2 April 2025 | 11:00 WIB

LINK UMKM - Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Edy Misero, mengungkapkan bahwa penurunan daya beli masyarakat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penjualan produk barang dan jasa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun demikian, Edy menegaskan bahwa meskipun ada penurunan omzet akibat lesunya permintaan, para pelaku UMKM tetap memenuhi kewajiban mereka untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan mereka.
Edy menjelaskan bahwa meskipun penjualan mengalami penurunan, para pengusaha UMKM tetap berusaha untuk menjaga hak-hak karyawan, termasuk THR, meski jumlahnya mungkin tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. "Meskipun ada penurunan penjualan, THR tetap dibayarkan karena itu adalah hak para pegawai," ujarnya, seraya menambahkan bahwa para karyawan harus memahami jika jumlah THR yang diterima kali ini lebih kecil.
Menurut Edy, kondisi ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat yang mengakibatkan konsumen lebih memilih untuk berhemat, bahkan dalam menyambut Lebaran. Ia pun mengimbau agar para pelaku UMKM menerima kenyataan ini dan tetap bertahan dengan strategi yang ada. "Kita harus siap menghadapi segala kemungkinan. Jika penjualan turun, kita perlu memaksimalkan apa yang ada dan berusaha untuk bertahan," tuturnya.
Edy juga menyebutkan bahwa masyarakat kini semakin cermat dalam mengelola pengeluaran mereka, terutama menjelang perayaan Idul Fitri. Dengan daya beli yang tertekan, tidak sedikit konsumen yang memilih untuk tidak berbelanja berlebihan. "Jika daya beli menurun, tentu penjualan barang juga akan terpengaruh. Para pelaku UMKM harus menerima kenyataan bahwa pembelian tidak akan sebanyak biasanya," jelasnya.
Penyebab Daya Beli Melemah
Ronny mengungkapkan beberapa faktor yang turut mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Salah satunya adalah penyempitan lapangan pekerjaan, yang mengakibatkan angkatan kerja baru sulit mendapatkan pekerjaan formal. Selain itu, banyak pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang membuat pendapatan mereka terhenti dan berdampak pada kemampuan mereka dalam melakukan pembelian.
Sebagian besar tenaga kerja yang terdampak PHK kini beralih bekerja di sektor informal, yang memiliki tingkat ketidakpastian lebih tinggi, termasuk dalam hal pendapatan dan fasilitas seperti THR. Hal ini, menurut Ronny, menyebabkan banyak individu memilih untuk menahan pengeluaran mereka dan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar saja.
Apa yang Harus Dilakukan UMKM?
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor UMKM akibat penurunan daya beli ini, Edy Misero mengingatkan para pelaku UMKM untuk tetap optimis dan kreatif dalam menghadapinya. Ia juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen yang semakin bijak dalam mengelola pengeluaran mereka. "Kondisi ini memang berat, tetapi kita harus tetap berusaha dan mencari cara untuk bertahan. Semuanya harus bisa beradaptasi dengan situasi yang ada," ungkap Edy.
Dalam menghadapi kondisi yang penuh tantangan ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat terus berinovasi dan memanfaatkan peluang yang ada, meskipun kondisi ekonomi sedang tidak menguntungkan.
***
ALP/NS



