Strategi Sukses Starling Keliling Bertahan di Tengah Maraknya Tren Kopi Kekinian

Rabu, 2 April 2025 | 08:00 WIB

Andik Eko Prasetyo, pengusaha starling di Kelapa Gading.

LINK UMKM -  Andik Eko Prasetyo, seorang penjual kopi keliling atau yang dikenal dengan istilah "starling," tetap semangat berjualan meski di tengah tren kopi kekinian yang semakin berkembang. Setiap Minggu, meskipun cuaca hujan, Andik tetap membuka gerobaknya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya di belakang Mal Kelapa Gading (MKG). Menariknya, lokasi tempat Andik berjualan ini sebenarnya juga digunakan oleh mertuanya yang juga menjalankan usaha serupa. 

Andik yang sebelumnya bekerja sebagai teknisi di pabrik lampu terkemuka di Batam, Kepulauan Riau, merasa terkejut dengan pemangkasan karyawan yang terjadi akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Kejadian itu membawa Andik untuk pulang ke Jakarta Utara dan mulai mencari peluang baru. Meski awalnya melamar pekerjaan lain, Andik justru tertarik mengikuti jejak mertuanya yang berjualan starling. Setelah melihat kesempatan ini, dia memutuskan untuk ikut berjualan kopi keliling.

Dengan modal sekitar Rp 3 juta, Andik membeli peralatan seperti gerobak, kopi sachet, gelas, termos, dan berbagai perlengkapan lainnya. Di awal berjualan, Andik merasa takjub dengan penghasilannya yang bisa mencapai Rp 500.000 hingga Rp 600.000 per hari. Bahkan, pada momen-momen tertentu seperti Idulfitri atau Tahun Baru, pendapatannya bisa melonjak hingga Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

Karena lokasi berjualan yang strategis, Andik pun ditawari untuk mengajukan pinjaman KUR Mikro oleh pihak Bank BRI pada tahun 2024, yang akhirnya memberikan pinjaman sebesar Rp 15 juta. Pinjaman tersebut tidak hanya untuk mendukung bisnis kopi keliling, tetapi juga membantu usaha istrinya.

Namun, meski berhasil menjalankan usaha ini, Andik mengakui bahwa saat ini, persaingan semakin ketat dengan munculnya tren kopi kekinian yang menggunakan sepeda listrik keliling. Hal ini membuat pendapatannya turun sekitar 50%. Di daerah tempat Andik berjualan, terdapat sekitar 300 sepeda listrik yang menjual kopi keliling, yang turut berpengaruh pada omzet Andik.

Meski demikian, Andik tidak merasa terlalu terbebani dengan persaingan tersebut. Baginya, yang terpenting adalah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menarik minat konsumen lebih banyak, Andik pernah mencoba menjual cireng yang dibuat oleh istrinya di gerobak starling-nya, meskipun tidak bertahan lama karena makanan tersebut cepat dingin.

Andik tetap berniat melanjutkan usaha starlingnya karena merasa nyaman dengan pekerjaan ini. Ia mengungkapkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari berjualan kopi keliling tidak jauh berbeda dengan penghasilannya saat bekerja di pabrik di Batam, namun kini ia bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.

Selain itu, Andik merasa bersyukur bisa mendapatkan dukungan dari pihak BRI, yang tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi juga fasilitas seperti payung untuk gerobaknya dan akses pembayaran digital melalui QRIS. Walaupun sebagian besar pembeli masih menggunakan uang tunai, penggunaan QRIS mulai meningkat, terutama setelah gajian.

Pihak BRI, melalui Manajer Bisnis Mikro (MBM) BRI KC Tanjung Priok, Sukma Julianto, mengungkapkan bahwa starling termasuk dalam klaster yang mereka bina melalui program Klusterku Hidupku. Pihak BRI mendalami ekosistem usaha yang melibatkan UMKM, seperti usaha starling, untuk memberikan dukungan yang lebih tepat guna. 

Dengan adanya dukungan ini, Andik optimis usahanya bisa bertahan dan terus berkembang, meskipun persaingan semakin ketat dengan tren kopi kekinian yang semakin populer.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x