LINK UMKM -  TikTok kembali menghadirkan program pelatihan bisnis MajuBarengTikTok yang telah berlangsung untuk kali ketujuh pada tahun 2025. Dengan tema "Ramadan Bareng TikTok", program ini dirancang untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memaksimalkan potensi bisnis mereka, terutama selama bulan Ramadan. TikTok terus berkomitmen mendukung perkembangan UMKM di Indonesia, dengan total kredit iklan sebesar USD 940.000 yang telah disalurkan pada tahun 2024. Kredit iklan ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih besar kepada UMKM dalam memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Program tahun ini menghadirkan sesi pelatihan baik daring maupun luring yang memberikan berbagai solusi TikTok for Business. Sesi pelatihan ini membantu pelaku UMKM untuk memanfaatkan TikTok sebagai sarana pemasaran, termasuk cara membuat konten yang menarik dan meningkatkan brand awareness. Dalam acara ini, peserta juga bisa mendengarkan kisah inspiratif dari para pelaku UMKM yang telah sukses menggunakan TikTok, seperti Beeru yang menawarkan produk sehat pengganti gula dan Apelicious yang menjual keripik buah dan sayur alami.

TikTok berharap melalui MajuBarengTikTok, UMKM dapat lebih memahami tren konsumen dan merancang strategi pemasaran digital yang lebih efektif. Setelah mengikuti pelatihan, pelaku UMKM diharapkan dapat memanfaatkan TikTok untuk membangun kampanye kreatif, mulai dari meningkatkan visibilitas brand hingga menjaga loyalitas pelanggan. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong 50% UMKM di Indonesia melakukan transformasi digital pada tahun 2025.

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh TikTok bersama Toluna, Ramadan menjadi momen yang sangat penting bagi UMKM. Selama bulan Ramadan tahun lalu, hampir satu juta video baru dibuat di TikTok dengan konten hiburan yang sangat diminati oleh pengguna. Selain itu, 45% pengguna TikTok menghabiskan lebih banyak waktu di platform ini dan banyak yang terinspirasi untuk membeli produk setelah melihat iklannya. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan tren ini dengan menciptakan konten yang menggabungkan hiburan dan penjualan (shoppertainment) sebelum bulan puasa, serta berfokus pada promosi saat Lebaran.

Salah satu contoh sukses dari UMKM yang memanfaatkan program ini adalah Beeru. Melalui kampanye bertema Ramadan, Beeru berhasil mencatatkan penjualan hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan berhasil memperluas tim mereka hingga empat kali lipat. Begitu pula dengan Apelicious, yang setelah berfokus pada platform digital seperti TikTok, berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 40% dengan meningkatkan anggaran iklan selama Ramadan.

Selain membantu UMKM meningkatkan penjualan, TikTok juga berperan dalam pemberdayaan komunitas lokal. Apelicious, misalnya, melibatkan petani lokal untuk menyediakan bahan baku dan memberdayakan ibu-ibu serta janda di desa untuk mengolah produk mereka. Ini merupakan contoh dari dampak positif yang dihasilkan oleh TikTok dalam mendukung UMKM dan menciptakan peluang kerja.

Program MajuBarengTikTok telah membantu lebih dari 8.000 pelaku UMKM di Indonesia sejak pertama kali diluncurkan pada 2021. Dengan terus berkembang, program ini menghadirkan pelatihan yang dapat diakses sepanjang tahun melalui situs web khusus. TikTok tidak hanya memberikan bantuan berupa pelatihan, tetapi juga kredit iklan yang memungkinkan UMKM memperluas jangkauan pasar mereka, terutama saat momen-momen penting seperti Ramadan.

Secara keseluruhan, TikTok menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung UMKM dengan memberikan pelatihan praktikal dan memfasilitasi akses ke solusi digital yang dapat mempercepat transformasi bisnis mereka. Dengan harapan, lebih banyak UMKM yang dapat naik kelas, berdaya saing, dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.

***

NS/ALP