Arta Louwee, Sepatu Lokal Asal Malang Kini Sukses Mendunia Berkat Dukungan Program BRI
Rabu, 26 Februari 2025 | 17:00 WIB

LINK UMKM - Arta Louwee, dari Tantangan Pribadi Menuju Pasar Global dengan BRI
Arta Louwee, sebuah merek sepatu yang berasal dari Malang, Jawa Timur, berhasil menembus pasar internasional berkat dukungan dari berbagai program akselerasi bisnis yang diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Program tersebut, termasuk BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dan Pengusaha Muda BRILiaN (PMB), telah memberikan peluang bagi usaha ini untuk berkembang pesat dan dikenal di pasar global.
Aprill Soeharto, pendiri Arta Louwee, awalnya memulai bisnis ini dengan motivasi dari pengalaman masa kecilnya yang kurang menyenangkan. Ia bercerita bahwa di masa SMP, dirinya sempat menerima cemoohan terkait sepatu yang dianggap jelek dan cepat rusak. Pengalaman tersebut menjadi cambuk semangat baginya untuk mendirikan Arta Louwee, sebuah merek sepatu custom yang kini dikenal luas, bahkan di luar negeri.
Berkat inovasi yang diusung oleh Arta Louwee, sepatu yang diproduksi tidak hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga dapat disesuaikan dengan bentuk kaki penggunanya. Hal ini menjadikannya sebagai solusi bagi banyak orang yang mengalami masalah dengan ukuran sepatu ready-to-wear yang sering kali tidak sesuai dengan bentuk kaki.
Keunggulan ini berhasil membawa Arta Louwee menembus pasar internasional. Bahkan, produk sepatu buatan Arta Louwee sudah merambah ke negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Hong Kong, Arab Saudi, Turki, Oman, dan Amerika Serikat. Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari program-program yang diselenggarakan BRI yang turut membantu UMKM seperti Arta Louwee untuk lebih dikenal di pasar global.
Selain aspek bisnis, Aprill juga mengusung misi sosial dalam perjalanan usahanya. Nama Arta Louwee sendiri terinspirasi dari bahasa Jawa yang berarti "harta lebih", menggambarkan komitmen brand untuk memberdayakan tenaga kerja lokal dan memberikan penghasilan lebih bagi masyarakat sekitar. Aprill berharap bahwa produk-produk lokal seperti Arta Louwee bisa bersaing dengan merek internasional dan didukung oleh masyarakat Indonesia yang lebih memilih produk dalam negeri.
Namun, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Sebelum mencapai omzet sebesar Rp90 juta per bulan, Aprill mengungkapkan bahwa ia menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan dalam pengetahuan pemasaran. Ia pernah mencoba memasarkan produk dengan cara yang kurang efektif, seperti mengunggah terlalu banyak foto di Instagram tanpa strategi yang jelas. Namun, setelah menyadari pentingnya pendekatan yang lebih terarah, Aprill mengikuti berbagai program pelatihan, termasuk program PMB dari BRI, yang membantunya meningkatkan kemampuan dan daya saing bisnisnya.
Program PMB memberikan pelatihan dengan pendekatan yang lebih praktis dan sesuai dengan bidang usaha peserta, serta pendampingan untuk mengatasi kendala dalam proses bisnis. Aprill menjelaskan bahwa PMB memberikan panduan yang sangat berguna untuk menyempurnakan usaha dan mempersiapkannya untuk menghadapi pasar global.
Menurut Amam Sukriyanto, Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI, program PMB merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung UMKM Indonesia untuk berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional. BRI berfokus pada peningkatan kapabilitas pengusaha muda agar mereka dapat membawa produk-produk lokal Indonesia ke pasar global.
Ke depannya, BRI berencana untuk terus memperkenalkan berbagai program pemberdayaan bagi UMKM di seluruh Indonesia, mencetak lebih banyak pengusaha muda yang inovatif dan siap bersaing di tingkat internasional. Sebagai bukti nyata dari keberhasilan program tersebut, Arta Louwee kini bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga sudah dikenal di pasar internasional.
***
NS/ALP



