Menteri UMKM Soroti Kemajuan dan Tantangan Startup di Indonesia
Selasa, 17 Desember 2024 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyatakan bahwa perkembangan startup di Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia kini tercatat sebagai negara dengan jumlah startup terbesar keenam di dunia. Pada tahun 2022, jumlah startup tercatat sebanyak 2.324, yang kemudian meningkat menjadi 2.558 pada tahun 2023, mencatatkan angka pertumbuhan sebesar 9,15 persen. Angka tersebut, menurut Maman, menunjukkan potensi besar Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem digital global.
Keberhasilan ini, menurut Maman, tidak terlepas dari dukungan pemerintah, terutama dari Kementerian UMKM, yang telah mengambil berbagai langkah konkret untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan startup. Pemerintah telah memperkenalkan kebijakan-kebijakan seperti skema pendanaan tahap awal, insentif pajak, serta pembangunan infrastruktur seperti pusat inovasi dan co-working space. Semua kebijakan ini dimaksudkan untuk membantu startup mengatasi fase-fase kritis dalam pengembangan produk dan pemasaran.
Maman juga menekankan bahwa Kementerian UMKM berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem startup yang inklusif dan berdaya saing. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menghadirkan program yang tidak hanya memberikan akses pendanaan, tetapi juga mendorong kolaborasi strategis lintas sektor. Pemerintah yakin bahwa startup akan menjadi motor penggerak utama bagi transformasi ekonomi digital di Indonesia.
Namun, di balik perkembangan yang pesat, Maman juga mengungkapkan adanya tantangan besar yang harus dihadapi oleh startup Indonesia, khususnya dalam hal akses pembiayaan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, sekitar 55,43 persen dari kebutuhan pembiayaan kewirausahaan di Indonesia, yang setara dengan Rp1.519 triliun, masih belum dapat dipenuhi oleh lembaga perbankan. Kesenjangan ini dianggap sebagai tantangan yang harus segera diatasi, dan forum seperti Startup Investment Forum dinilai penting untuk mempertemukan para investor dengan startup potensial, membuka ruang kolaborasi, dan mencari solusi untuk masalah pendanaan yang selama ini menghambat.
Maman juga menyampaikan keberhasilan dari program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), yang telah berjalan sejak tahun 2020. Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 3.860 wirausaha, dengan 646 di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp201,9 miliar. EFF juga telah bekerja sama dengan IDX Incubator melalui Program Road to IPO 2024, memberikan kesempatan kepada startup untuk melantai di bursa saham, yang dianggap sebagai langkah besar untuk memastikan keberlanjutan ekosistem startup di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Maman mengajak para investor untuk semakin percaya pada potensi besar yang dimiliki oleh startup Indonesia. Ia percaya bahwa generasi muda Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi disruptif yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Di sisi lain, Plt. Deputi Bidang Kewirausahaan, Siti Azizah, menjelaskan bahwa tujuan dari program EFF adalah untuk mempercepat akses pembiayaan dan investasi bagi startup tahap awal. EFF juga menyediakan pelatihan bisnis serta menghubungkan wirausaha dengan investor. Sejak 2022 hingga 2024, EFF telah bekerja sama dengan 74 lembaga keuangan, termasuk 51 venture capital dan 11 perbankan, yang telah membantu 646 wirausaha memperoleh pendanaan senilai Rp201,9 miliar.
Namun, Siti Azizah juga menyebutkan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh startup adalah keterbatasan agunan dan kesulitan dalam membuktikan nilai bisnis mereka. Oleh karena itu, dukungan teknis dan finansial pada tahap awal sangat penting agar startup dapat berkembang. Ia berharap bahwa forum seperti Startup Investment Forum dapat membantu menjawab hambatan tersebut.
***
NS/SKA



