Perjalanan Batik Astoetik Hadirkan Teknologi Canggih untuk Mendukung Kreativitas Pengrajin

Jumat, 13 Desember 2024 | 13:00 WIB

Perjalanan Batik Astoetik Hadirkan Teknologi Canggih untuk Mendukung Kreativitas Pengrajin

LINK UMKM - Industri batik Indonesia, yang merupakan bagian dari warisan budaya yang kaya, telah mengalami perubahan signifikan berkat kehadiran inovasi teknologi. Salah satu pelopor dalam menggabungkan tradisi batik dengan teknologi modern adalah CV. Astoetik Indonesia, yang dikenal dengan produk-produk inovatifnya. Astoetik tidak hanya menghadirkan kompor batik listrik, tetapi juga alat-alat canggih lainnya yang mempermudah proses membatik, menjembatani kesulitan yang dihadapi pengrajin, dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

Aris Stiyawan, Direktur CV. Astoetik Indonesia, yang awalnya seorang lulusan Teknik Elektro, memulai perjalanannya di dunia batik pada 2013. Inovasi pertama yang ia ciptakan adalah kompor batik listrik, yang menjadi solusi bagi pengrajin yang kesulitan dengan ketersediaan bahan bakar minyak tanah. Aris tergerak untuk menciptakan alat ini setelah Indonesia menghadapi krisis bahan bakar, yang mempengaruhi produksi batik yang selama ini mengandalkan kompor tradisional.

Kompor batik listrik hasil ciptaan Astoetik mendapat sambutan positif, bahkan menjadi produk unggulan mereka. Nama Astoetik sendiri berasal dari singkatan "Auto Electric Stove for Batik," yang mencerminkan produk pertama mereka. Aris, yang pada awalnya bekerja di sebuah BUMN, akhirnya memilih untuk fokus mengembangkan bisnis alat batik ini. Keputusan tersebut terbukti tepat, karena Astoetik terus berkembang pesat dan semakin dikenal baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Seiring berjalannya waktu, Astoetik telah mengembangkan lebih dari 200 produk untuk mendukung industri batik, termasuk canting listrik portable dan mesin batik otomatis SGD-4133. Canting listrik ini, yang diklaim Aris sebagai satu-satunya di dunia, memungkinkan siapa saja untuk membatik dengan mudah, sementara mesin batik SGD-4133 dapat mencanting secara otomatis menggunakan malam, menghemat waktu dan tenaga tanpa mengurangi nilai seni batik.

Selain alat-alat inovatif, Astoetik juga aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang proses membatik yang sebenarnya. Aris menekankan bahwa batik bukan hanya soal motif, tetapi juga tentang proses dan usaha yang luar biasa dalam setiap pembuatan kain batik. Ia berharap masyarakat, terutama generasi muda, lebih menghargai nilai budaya ini.

Astoetik tidak hanya berhenti pada produk fisik, mereka juga mengembangkan aplikasi SIIAP (Sistem Informasi Inventory dan Aplikasi Penjualan) untuk mempermudah pengrajin batik dalam memasarkan produk mereka secara online. Aplikasi ini mempermudah pengrajin untuk menjual karya mereka kepada konsumen global, sehingga dapat menciptakan ekosistem yang menghubungkan teknologi dengan tradisi.

Dengan inovasi yang terus berkembang, Astoetik berhasil menjual produk-produk mereka di seluruh Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia dan Cina. Dalam sebulan, kompor batik listrik mereka terjual hingga 300 unit, dan perusahaan ini terus berkomitmen untuk memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta mendukung keberlanjutan industri batik.

Aris juga menambahkan bahwa salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang batik, serta mendorong pengrajin untuk lebih peduli dengan pengelolaan limbah batik. Ia berencana untuk mengembangkan alat pengolah limbah yang dapat membantu pengrajin menjaga kelestarian lingkungan.

Melalui inovasi-inovasi tersebut, Astoetik telah berhasil menciptakan perubahan positif yang mendukung modernisasi dalam industri batik tanpa melupakan akar budaya dan tradisi yang ada.

***

NS/SKA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x