UMKM Papua Raih Kesuksesan Ekspor Lewat Program Pelatihan
Sabtu, 9 November 2024 | 11:00 WIB
LINK UMKM - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan Kementerian Keuangan meluncurkan Program Coaching for New Exporter (CPNE) yang kali ini diadakan di Papua, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi UMKM setempat agar bisa menjadi eksportir yang kompetitif di pasar global. Program ini diselenggarakan pada 21-22 Oktober 2024 di Jayapura, dan diikuti oleh 27 pelaku UMKM dari Papua.
CPNE ini bertujuan untuk memperluas pasar ekspor para UMKM Papua melalui pelatihan intensif serta pendampingan langsung. LPEI berharap, pelaku UMKM Papua dapat memanfaatkan peluang ekspor yang sangat besar, mengingat provinsi tersebut memiliki beragam potensi unggulan yang dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar internasional.
Papua dikenal kaya akan berbagai produk yang memiliki nilai jual tinggi, seperti hasil laut (ikan, lobster), kayu, serta kerajinan tradisional, seperti ukiran Asmat dan tas noken. Dengan potensi yang melimpah ini, Papua dianggap memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu kekuatan ekspor Indonesia.
Meirijal Nur, Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Kementerian Keuangan, menyampaikan bahwa peran UMKM sangat strategis, tidak hanya dalam mendukung perekonomian daerah tetapi juga ekonomi nasional. Menurutnya, pelatihan dan pendampingan seperti CPNE ini sangat penting untuk membantu UMKM memenuhi peran strategis tersebut.
Lebih dari 5.000 pelaku UKM dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, telah mendapatkan manfaat dari program ini. Melalui CPNE, para pelaku usaha tidak hanya diberikan pelatihan tentang cara ekspor yang tepat, tetapi juga difasilitasi dengan berbagai kesempatan untuk berkolaborasi dengan pembeli internasional melalui business matching. LPEI berharap UMKM Papua dapat mengikuti jejak sukses eksportir dari daerah lain yang telah berhasil menguasai pasar global dengan produk unggulan seperti perikanan, kerajinan, dan komoditas lokal lainnya.
Kepala Divisi SMEs Advisory Service LPEI, Maria Sidabutar, menyatakan bahwa konsistensi dan tekad yang kuat adalah kunci sukses dalam menjadi eksportir. Ia mengungkapkan bahwa banyak pelaku UMKM Indonesia yang sudah berhasil menjadi eksportir dengan berbagai komoditas, dan berharap para peserta program CPNE di Papua bisa mencapai kesuksesan serupa.
Kristijanindyati Puspitasari, Kepala Kantor Wilayah DJKN Papua, Papua Barat, dan Maluku, menjelaskan bahwa meski Papua memiliki potensi ekspor yang besar, tantangan terbesar yang dihadapi UMKM di wilayah tersebut adalah kesulitan dalam mengakses pasar ekspor. Namun, dengan adanya program CPNE ini, diharapkan UMKM Papua dapat memperluas pasar mereka dan semakin dikenal di pasar internasional.
Frans, salah satu peserta program CPNE yang menjalankan UMKM Paon Sida, merasa mendapatkan banyak wawasan baru tentang ekspor. Ia mengungkapkan bahwa meskipun ekspor awalnya tampak sulit, melalui pelatihan ini ia menyadari bahwa banyak aspek yang perlu dipelajari lebih mendalam untuk sukses dalam ekspor. Ia berharap kegiatan ini akan berlanjut dengan program lanjutan yang dapat membantu pelaku UMKM di Jayapura menjadi eksportir yang andal.
Rini Eko Setiyani, pemilik Ririn Foods yang mengolah sagu Papua menjadi kue kukis, juga merasakan manfaat besar dari program CPNE. Ia merasa termotivasi untuk segera memulai ekspor, dan mengapresiasi ilmu yang diberikan, mulai dari penyusunan profil perusahaan hingga pembuatan kemasan standar ekspor. Rini berharap, program seperti ini dapat terus berlangsung hingga UMKM seperti miliknya bisa mencapai pasar global.
Melalui program CPNE di Papua, Kementerian Keuangan dan LPEI tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM untuk menjadi pemain global. Dengan kerjasama yang kuat antara LPEI, Kementerian Keuangan, dan para pelaku UMKM, diharapkan semakin banyak usaha dari Papua yang mampu memperluas jangkauan pasar mereka ke luar negeri dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ini menjadi langkah konkret dalam mendorong UKM di wilayah timur Indonesia untuk tampil di pasar internasional, serta memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi daerah dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
***
RAT/AHS