Kisah Sukses Ibu-Ibu Desa Telemung Berkat Pemberdayaan Ekonomi Melalui Pinjaman
Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Pada sore hari, tepatnya Jumat, 27 September 2024, suasana di Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, terasa meriah dengan kedatangan pejabat dari Jakarta. Beberapa tokoh penting hadir, termasuk Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta; Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Nur Budi Handayani; dan Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani, Arief Mulyadi. Desa Telemung dikenal sebagai daerah penghasil kambing dan budidaya ternak yang kaya, dengan suara kambing saling bersautan menjadi latar belakang yang khas di sepanjang jalan di samping rumah penduduk.
Selain ternak kambing, banyak ibu-ibu di desa ini yang memanfaatkan waktu luang mereka dengan menjual sayuran, terutama sayur pakis, sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini menunjukkan kreativitas dan ketekunan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi keluarga mereka.
Dalam kunjungan tersebut, para ibu dengan semangat berbagi cerita tentang perbaikan perekonomian keluarga mereka setelah mendapatkan pinjaman modal usaha dari PNM Mekaar. Sejarah perubahan ini bermula belasan tahun yang lalu, ketika banyak ibu di desa ini hanya bergantung pada pendapatan suami yang tidak menentu. Akibatnya, tidak jarang anak-anak di desa tersebut harus berhenti sekolah karena kesulitan ekonomi yang melanda keluarga.
Namun, segalanya mulai berubah pada tahun 2017, ketika produk pinjaman modal PNM Mekaar mulai dikenal di Desa Telemung. Dengan skema tanggung renteng, para ibu berinisiatif membentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang. Mereka berharap dapat mengubah nasib dengan memanfaatkan pinjaman sebesar Rp 2 juta. Berbagai usaha pun dimulai; ada yang membeli hewan ternak seperti kambing dan sapi, sementara yang lain memulai usaha kecil-kecilan, seperti membuat kue basah, membuka warung, menjual sayuran, hingga berbisnis mebel.
Salah satu contoh inspiratif adalah Marsiyati, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang menjabat sebagai ketua kelompok nasabah PNM Mekaar di RT 02 Desa Telemung. Sebelum bergabung dengan PNM, Marsiyati hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang terbilang pas-pasan, sehingga sering kali sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Merasa perlu untuk berkontribusi lebih dalam perekonomian keluarga, ia memutuskan untuk meminjam dana untuk usaha mebel. Dengan pinjaman awal sebesar Rp 2 juta, ia membeli kayu yang kemudian diolah oleh suaminya menjadi meja, lemari, dan tempat tidur. Dengan usaha ini, pendapatannya bisa mencapai Rp 2 hingga 3 juta per bulan, cukup untuk membantu keuangan keluarga.
Saat ini, Marsiyati meminjam hingga Rp 10 juta dari PNM. Ia tidak hanya fokus pada usaha mebel, tetapi juga beternak kambing, yang dalam sebulan bisa mendatangkan penghasilan tambahan antara satu hingga dua juta rupiah. Menurutnya, hasil dari usaha tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anaknya. Marsiyati merasa bahwa program Mekaar sangat membantu dan memberikan manfaat besar bagi keluarganya.
Rohima, seorang anggota kelompok nasabah PNM yang baru bergabung pada tahun 2022, juga merasakan dampak positif dari program ini. Meskipun baru mulai, ia telah mengalami perubahan signifikan dalam hidupnya. Sebelumnya, Rohima adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dengan keberanian untuk memulai usaha, ia meminjam Rp 2 juta dari PNM dan membuka warung yang menjual ayam geprek. Pendapatannya dari warung mencapai Rp 300.000 per hari, yang tidak hanya digunakan untuk membayar angsuran mingguan, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari. Saat ini, Rohima telah berhasil mendapatkan pinjaman hingga Rp 5 juta dan berinvestasi dalam bisnis ternak kambing. Ia juga menyatakan bahwa hasil dari penjualan kambing dapat mencapai Rp 800.000 ketika dijual ke pengepul. Rohima mengungkapkan bahwa manfaat dari PNM Mekaar tidak hanya berupa pinjaman modal, tetapi juga pelatihan dan pendampingan dalam mengelola usaha dan peternakan.
Sukarsih, seorang ibu berusia 38 tahun, juga menceritakan pengalamannya setelah bergabung dengan PNM Mekaar. Dulu, Sukarsih putus sekolah dan tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Namun, setelah mendapatkan pinjaman dan memulai usaha ternak kambing serta menjual sayur pakis, ekonomi keluarganya berangsur-angsur membaik. Kini, anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang SMA, sesuatu yang sangat berarti baginya. Sukarsih berusaha keras agar anak-anaknya tidak mengalami nasib yang sama seperti dirinya. Ia merasa bersyukur atas perubahan ini dan senang bisa menghasilkan uang sendiri.
Dari kisah-kisah tersebut, terlihat bahwa program PNM Mekaar telah membawa dampak signifikan bagi masyarakat Desa Telemung. Meskipun mereka masih hidup dalam kesederhanaan, banyak perubahan positif yang dirasakan setelah meminjam modal dari PNM. Kini, hampir seluruh penduduk desa ini merupakan nasabah PNM, berusaha bersama-sama untuk mencapai kemandirian ekonomi dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi keluarga mereka.
***
IN/NS