Strategi Membangun Brand Populer di TikTok
Selasa, 15 Oktober 2024 | 11:00 WIB
LINK UMKM - Konsumen di TikTok kini semakin kritis dalam proses belanja. Sobat LinkUMKM tidak bisa hanya berfokus pada peningkatan penjualan tanpa mempertimbangkan pentingnya content marketing. Selain itu, membangun identitas merek yang kuat juga diperlukan untuk meningkatkan popularitasnya. Semua elemen ini saling berhubungan dalam ekosistem penjualan di TikTok melalui content marketing.
Haswar Hafid, Head of Brand Partnership TikTok Indonesia, mengungkapkan bahwa seringkali pelaku usaha terlalu terfokus pada matriks jangka pendek, yakni penjualan. Mereka sering kali mengabaikan pentingnya branding. Dalam pandangannya, terlalu fokus pada aspek penjualan dapat membuat merek melupakan brand building. Ia menekankan bahwa membangun merek secara berkala, termasuk dengan membuat konten yang bervariasi, sangatlah penting.
Menyadari hal ini, TikTok Indonesia membagikan rumus untuk menjadikan merek lebih populer di platform tersebut, terutama melalui kampanye pemasaran. Menurut Haswar, rumus ini diambil dari analisis ribuan kampanye yang telah berjalan di TikTok.
- Durasi Kampanye
Rumus pertama yang ditekankan adalah durasi kampanye. Kampanye pemasaran sebaiknya dijalankan selama tiga hingga lima minggu. Sebagai contoh, jika Sobat LinkUMKM ingin melakukan kampanye untuk menyambut penjualan selama bulan Ramadhan, kampanye tersebut sebaiknya dimulai tiga hingga lima minggu sebelumnya. Haswar menyatakan bahwa kampanye yang terlalu singkat, seperti hanya dua atau tiga hari, biasanya tidak efektif dalam menjangkau audiens secara maksimal.
- Frekuensi Penayangan
Rumus kedua berkaitan dengan frekuensi penayangan kampanye. Sebaiknya, iklan atau konten pemasaran ditayangkan dua hingga tiga kali dalam seminggu. Konsistensi tayangan dalam satu minggu diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kampanye.
- Kreativitas
Rumus ketiga mencakup pentingnya kreativitas dalam kampanye. Sobat LinkUMKM perlu menciptakan berbagai konten kreatif agar pemasaran tidak terkesan monoton. Haswar menambahkan bahwa idealnya, setiap kampanye seharusnya menghasilkan setidaknya tiga konten kreatif selama periode kampanye.
- Gabungkan Produk
Rumus terakhir adalah menggabungkan iklan In-Feed di TikTok dengan Premium Ads. Haswar menjelaskan bahwa dengan mengkombinasikan kedua jenis iklan ini, performa kampanye dapat meningkat. Ia menekankan bahwa penggabungan antara brand building dan performance campaign dapat menghasilkan hasil yang lebih baik, sehingga audiens lebih mudah mengingat iklan yang ditayangkan.
Dengan pemahaman ini, Sobat LinkUMKM dapat lebih efektif dalam menjalankan strategi pemasaran di TikTok dan membangun merek yang lebih kuat.
***
RAT/AHS