Kisah Sukses Mukti Tempa: UMKM Pandai Besi yang Mengguncang Pasar Nasional

Kamis, 19 September 2024 | 08:00 WIB

Kisah Sukses Mukti Tempa UMKM Pandai Besi yang Mengguncang Pasar Nasional

LINK UMKM - UMKM yang bergerak di bidang pandai besi bernama Mukti Tempa, yang terletak di Pasir Wetan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami perubahan yang signifikan. Muchlis, pemilik usaha tersebut, dikabarkan telah berhasil mengembangkan bisnisnya sejak dimulai pada tahun 2002. Dalam kunjungan ke UMKM Banyumas yang dibina melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Muchlis berbagi mengenai perjalanan dan perkembangan Mukti Tempa.

Awalnya, Muchlis hanya memproduksi pisau dapur. Kini, Mukti Tempa telah memperluas produk yang ditawarkan dan menjadi tempat percobaan pembuatan egrek—alat untuk memanen sawit—dalam kolaborasi dengan YDBA, PT Astra Agro Lestari Tbk, dan PT Astra Otoparts Tbk. Cerita perubahan ini dimulai ketika Muchlis masih bekerja di luar kota. Kesulitan yang dihadapi saat bekerja jauh dari keluarga membuatnya memutuskan untuk berhenti dan fokus pada keluarganya. Dengan latar belakang keluarga yang juga terlibat dalam industri pandai besi, Muchlis memutuskan untuk memulai usaha yang serupa, dimulai dengan membuat pisau dapur dari gergaji bekas. Meskipun tempat produksinya saat itu masih beralas tanah, hal tersebut tidak menghalangi tekad Muchlis untuk berkomitmen pada bisnisnya.

Seiring berjalannya waktu, Muchlis menyadari bahwa ketergantungan pada satu produk, yaitu pisau dapur, tidaklah memadai. Ia memutuskan untuk mengembangkan Mukti Tempa lebih lanjut. Pada tahun 2010, Muchlis mulai menambah produk baru seperti golok, sabit, dan lainnya, hingga Mukti Tempa dikenal lebih sebagai produsen golok. Muchlis menjelaskan bahwa harga bahan baku yang meningkat dan harga jual yang tidak sebanding memotivasi mereka untuk membuat produk-produk lain untuk menutupi keuntungan.

Pada tahun 2020, Mukti Tempa bergabung dengan UMKM Banyumas yang dibina oleh YDBA. Melalui berbagai pelatihan, perubahan signifikan mulai terlihat di Mukti Tempa. Tempat produksi yang dulunya beralaskan tanah kini telah berubah menjadi fasilitas produksi yang lebih layak dan tertata. Muchlis mengungkapkan bahwa pelatihan teknik dan praktik yang diperoleh dari ahli teknisi serta pelatihan manajemen dan standar pelayanan telah meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis.

Muchlis juga berhasil merakit beberapa mesin tempa sendiri, yang telah meningkatkan produktivitas produksi. Sebelumnya, hanya sekitar 12 golok yang dapat diproduksi secara manual dalam sehari, kini jumlah tersebut meningkat menjadi 40 golok. Dengan harga jual satu golok sebesar Rp 35.000, omzet harian Mukti Tempa kini mencapai Rp 1.400.000. Selain golok, produk tambahan seperti tambal ban mini dan sendok ban juga mulai tersedia. Muchlis merasa bahwa pengetahuan dasar dan manajemen yang diperoleh dari pelatihan telah sangat membantu dalam meningkatkan hasil produksinya.

Dalam hal pemasaran, Mukti Tempa mengalami peningkatan yang signifikan. Meskipun belum memiliki toko online sendiri, mereka kini bekerja sama dengan pihak lain untuk menjual produk melalui platform online. Jangkauan pasar Mukti Tempa telah meluas hingga Sumatera dan Kalimantan, berbeda dengan awalnya yang hanya mencakup Banyumas. Namun, Muchlis menghadapi tantangan dari persaingan usaha yang menawarkan harga lebih murah dan produksi dalam jumlah besar.

Muchlis berharap dapat menemukan solusi untuk bersaing di pasar dan mengubah status Mukti Tempa dari UMKM Madya menjadi UMKM Mandiri. Ia berkeinginan agar peningkatan alat produksi dapat mempercepat dan meningkatkan jumlah produksi, meskipun keuntungan per unit sedikit. Harapan ini diungkapkan Muchlis saat menutup pembicaraan mengenai masa depan usahanya.

***

MIN/AHS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x