Strategi Sukses Mengelola Produksi dan Keuangan dengan Cermat Dari HMNS Perfume

Minggu, 15 September 2024 | 08:00 WIB

Strategi Sukses Mengelola Produksi dan Keuangan dengan Cermat Dari HMNS Perfume

LINK UMKM - HMNS Perfume, jenama parfum lokal yang telah menunjukkan pertumbuhan pesat, mulai dikenal luas sejak pandemi pada tahun 2020. Keberhasilan awal penjualan HMNS Perfume dapat dikaitkan dengan kekosongan pasar online pada saat itu, menjadikannya salah satu pilihan utama bagi konsumen. Di balik kesuksesan ini, para pendiri HMNS Perfume—Rizky Arief Dwi Prakoso, Karina Innadindya, dan Amron Naibaho—memiliki pendekatan khusus dalam mengelola produksi dan keuangan perusahaan mereka.

  1. Pendekatan Bootstrapping untuk Pengembangan Bisnis

HMNS Perfume dirintis oleh tiga pengusaha muda yang baru saja lulus kuliah, dan mereka sepakat untuk mengembangkan bisnis mereka menggunakan skema bootstrapping. Strategi ini melibatkan penggunaan modal internal perusahaan tanpa bergantung pada pendanaan eksternal. Menurut COO HMNS Perfume, Amron Naibaho, mereka tidak mengundang investor atau meminjam uang dari bank. Bahkan di awal-awal, keuntungan yang diperoleh tidak diambil, melainkan digunakan kembali untuk memutar modal produksi.

  1. Produksi Terbatas dan Respons Pasar

Dalam hal produksi, HMNS Perfume memilih untuk memproduksi dalam jumlah terbatas, terutama saat meluncurkan produk baru. Sebelum menentukan jumlah produksi yang lebih besar, mereka terlebih dahulu melakukan tes pasar untuk menilai tanggapan konsumen. Amron Naibaho menjelaskan bahwa mereka tidak langsung memproduksi ribuan unit tetapi memulai dengan ratusan. Jika respons pasar positif, mereka kemudian akan meningkatkan jumlah produksi pada batch berikutnya. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk mengelola produksi dengan pertimbangan matang dan menghindari kelebihan stok.

  1. Menghindari Risiko Flush Out

HMNS Perfume juga menerapkan strategi untuk menghindari risiko flush out, yaitu penurunan harga untuk menghabiskan stok yang tidak laku. Amron Naibaho menegaskan bahwa flush out dapat merugikan citra perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan. Sebagai solusi, HMNS Perfume lebih memilih untuk menjelaskan kepada pelanggan bahwa produk mereka terbatas, sehingga pelanggan merasa lebih terdorong untuk membeli tanpa menunggu harga turun.

  1. Memenuhi Kebutuhan Produksi Harian

Untuk memastikan tidak ada produk yang mendekati masa kedaluwarsa, HMNS Perfume memantau permintaan harian untuk produksi. Misalnya, jika produk baru habis terjual sebanyak 1.000 unit, mereka akan menghitung kebutuhan produksi harian berdasarkan angka tersebut. Jika ternyata dalam sehari diperlukan 10 unit, mereka akan memproduksi untuk persediaan dua bulan, yaitu 600 unit. Amron menjelaskan bahwa dengan cara ini, mereka dapat menyesuaikan produksi berdasarkan kebutuhan pasar yang sebenarnya dan menghindari overstock.

Secara keseluruhan, strategi-strategi ini membantu HMNS Perfume mengelola produksi dan keuangan mereka dengan lebih efektif, mengurangi risiko kerugian akibat produksi berlebihan, dan memastikan modal digunakan secara efisien. Dengan komitmen untuk bootstrapping dan pendekatan produksi yang hati-hati, para pendiri HMNS Perfume berhasil mempertahankan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis mereka di pasar parfum yang kompetitif.

***

MIN/AHS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x