Teknologi Energi Terbarukan untuk UMKM: Teten Masduki Teliti Inovasi di Amerika Serikat

Rabu, 4 September 2024 | 08:00 WIB

Teknologi Energi Terbarukan untuk UMKM: Teten Masduki Teliti Inovasi di Amerika Serikat

LINK UMKM - Dalam upaya memperkuat sektor UMKM di Indonesia, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUMKM), Teten Masduki, baru-baru ini melakukan studi banding ke Amerika Serikat untuk mempelajari penerapan teknologi energi baru terbarukan (EBT) dan bagaimana teknologi ini dapat diterapkan untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tanah air. Studi banding ini bertujuan untuk mengeksplorasi cara-cara inovatif dalam memanfaatkan energi terbarukan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan UMKM.

Teten Masduki menjelaskan bahwa studi banding ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan dalam sektor UMKM. Fokus utama dari kunjungan ini adalah untuk memahami bagaimana teknologi EBT, seperti panel surya dan sistem energi terbarukan lainnya, dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk mengurangi biaya energi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Selama kunjungan tersebut, Teten berinteraksi dengan berbagai pelaku industri dan ahli teknologi EBT di Amerika Serikat. Dia mengunjungi sejumlah perusahaan dan pusat riset yang telah berhasil menerapkan teknologi ini dalam skala besar, serta mempelajari praktik terbaik dan inovasi yang dapat diadaptasi di Indonesia.

Selama studi banding, Teten Masduki memfokuskan perhatian pada beberapa area utama yang dapat diterapkan untuk mendukung UMKM di Indonesia, seperti

  1. Efisiensi Energi: Teknologi EBT, seperti panel surya, dapat membantu UMKM mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan menurunkan biaya energi jangka panjang. Teten mempelajari berbagai model dan strategi implementasi yang berhasil di Amerika Serikat, termasuk bagaimana UMKM dapat mengakses pembiayaan untuk investasi awal dalam teknologi ini.
  2. Penerapan Teknologi Tepat Guna:Studi banding juga mencakup penerapan teknologi EBT yang sesuai dengan skala dan kebutuhan UMKM. Teten melihat bagaimana teknologi ini dapat diadaptasi untuk berbagai sektor usaha, termasuk industri makanan, tekstil, dan manufaktur, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran usaha dan jenis produk.
  3. Dukungan Kebijakan dan Regulasi: Teten mempelajari kebijakan dan regulasi yang mendukung adopsi teknologi EBT di Amerika Serikat. Hal ini mencakup insentif fiskal, program subsidi, dan kemudahan perizinan yang dapat diterapkan di Indonesia untuk memfasilitasi penerapan teknologi EBT di kalangan UMKM.
  4. Pendidikan dan Pelatihan: Mengingat pentingnya pemahaman dan keterampilan dalam penerapan teknologi EBT, Teten mempelajari berbagai program pelatihan dan edukasi yang dirancang untuk membantu UMKM memahami manfaat dan cara menggunakan teknologi ini secara efektif.

Selama kunjungan ke Amerika Serikat, Teten Masduki melakukan serangkaian pertemuan dan kunjungan ke berbagai lokasi, termasuk kunjungan ke perusahaan-perusahaan yang telah berhasil menerapkan teknologi EBT dalam operasi mereka. Dia berdiskusi dengan manajer dan teknisi untuk memahami tantangan dan keuntungan dari penggunaan teknologi ini. Juga melakukan interaksi dengan pejabat pemerintah dan organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam pengembangan dan promosi teknologi EBT. Diskusi ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi kerjasama dan dukungan internasional untuk inisiatif EBT di Indonesia. Teten juga berpartisipasi dalam berbagai sesi pelatihan dan workshop yang membahas implementasi teknologi EBT dan strategi pengelolaan energi yang efisien.

Studi banding ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga dan rekomendasi yang konkret untuk penerapan teknologi EBT di UMKM Indonesia. Teten Masduki berencana untuk mengintegrasikan temuan dari studi banding ini dalam kebijakan dan program pemerintah yang mendukung UMKM. Dengan adopsi teknologi EBT, diharapkan UMKM dapat menikmati keuntungan berupa pengurangan biaya energi, peningkatan efisiensi, dan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.

Selain itu, penerapan teknologi ini diharapkan dapat menciptakan peluang baru bagi UMKM untuk berkembang dan berkontribusi pada pencapaian target-target lingkungan yang lebih luas, seperti pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi terbarukan.

Melalui studi banding ini, diharapkan Indonesia dapat mengambil langkah signifikan dalam mendukung UMKM dengan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memperkuat ekonomi lokal dalam jangka panjang.

***

NS/IN

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x