Membawa Home Decor Lokal ke Panggung Internasional: Perjalanan Inspiratif Nesya Anggi

Jumat, 30 Agustus 2024 | 08:00 WIB

Ilustrasi Home Decor Nesya Anggi

LINK UMKM - Nesya Anggi Puspita, atau Anggi, yang kini berusia 34 tahun, tampak sangat antusias ketika matahari mulai terik. Anggi masih ingat bagaimana produk kerajinan tangannya berhasil diekspor hingga ke Korea Selatan, Belanda, dan Spanyol. Tentu saja, perjalanan Anggi untuk bisa sampai ke titik ini tidak selalu mulus.

Anggi memulai usaha kerajinan tangan lewat CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Setelah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya di bidang minyak dan gas bumi, Anggi memulai bisnis home decor sambil mengurus anak-anaknya. Pada awalnya, ia fokus memproduksi kerajinan dari kayu jati dan memasarkan produk-produk tersebut di pasar lokal. Semua dimulai dari nol dan Anggi belajar semuanya secara otodidak.

Namun, pada akhir 2017, Anggi mulai merasa perlu mencari peluang baru. Ia mulai melirik pasar ekspor setelah belajar tentang ekspor selama dua tahun. Ekspor pertamanya tercatat pada Oktober 2019, ke Korea Selatan. Meskipun prosesnya tidak mudah, Anggi akhirnya bisa memulai ekspor berkat bantuan importir dari marketplace asal China. Produk pertama yang diekspor adalah mangkok dan tableware, tetapi karena masalah sertifikasi Surat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Anggi terpaksa memutar otak untuk tetap bisa mengekspor produk kerajinan kayu.

Selanjutnya, Anggi mulai bereksperimen dengan bahan-bahan alami seperti rayung, kulit jagung, pelepah pisang, sisal, dan ijuk. Untuk mendapatkan bahan-bahan ini, Anggi bahkan harus berkeliling ke berbagai daerah seperti Trenggalek, Blitar, dan Indramayu, serta berjuang merebut kulit jagung dengan peternak setempat. 

Anggi juga menyadari betapa pentingnya inovasi dalam bisnisnya. Ia tidak hanya mendesain dan memproduksi sendiri, tetapi juga memasarkan dan mengemas produk. Selain itu, Anggi aktif berjejaring dengan pelaku UMKM lain dan mengikuti berbagai program pendampingan dari pemerintah. Salah satu momen penting dalam perjalanannya adalah ketika Anggi bertemu dengan eksportir besar yang menghubungkannya dengan pasar Eropa pada tahun 2020. Eksportir ini tertarik dengan produk cermin dari bahan kulit jagung yang dibuat Anggi.

Dari situ, Anggi mendapatkan pesanan yang lebih banyak untuk produk-produk berbahan serat alam seperti cermin, hiasan dinding, keranjang, dan vas lampu untuk pasar Belanda. Keberhasilan ini berlanjut dengan pesanan yang mencapai nilai tertinggi Rp 700 juta pada tahun 2022. 

Di tahun 2023, Anggi juga berhasil menemukan importir dari Spanyol saat mengikuti pameran dagang Ambiente di Jerman. Setelah diskusi intensif, Anggi mendapatkan order pertama sebanyak 292 buah saat mengikuti pameran IFEX 2024 di Jakarta. Meskipun ekspor bisa sangat fluktuatif, Anggi tetap bersemangat dan percaya bahwa keberhasilan besar akan datang seiring bertambahnya jumlah pembeli.

CV. Grandis Home juga mendapat dukungan dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) yang memberikan bantuan dalam bentuk akomodasi untuk mengikuti pameran internasional dan pelatihan ekspor. Anggi juga diangkat sebagai desa devisa kerajinan Bojonegoro pada tahun 2024.

Saat ini, Anggi dan timnya terus berupaya untuk mengembangkan usaha, memperluas pasar, dan meningkatkan kapasitas produksi. Dengan semangat dan kerja keras, Anggi berhasil membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis ekspor bisa diraih meskipun memulai dari nol.

***

NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x