Krisis sebagai Peluang: Transformasi Perajin Loyang Citeureup di Era Digital

Sabtu, 3 Agustus 2024 | 11:00 WIB

Ilustrasi Perajin Loyang Citeureup

LINK UMKM - Krisis seringkali dianggap sebagai ancaman besar yang dapat menggagalkan berbagai rencana dan mengancam keberlangsungan bisnis. Namun, bagi sebagian orang, krisis adalah momen untuk menemukan peluang baru. Hal ini juga berlaku bagi para perajin loyang dan perkakas logam di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam situasi sulit seperti pandemi, banyak dari mereka yang berhasil beradaptasi dan bahkan berkembang dengan memanfaatkan teknologi digital.

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan banyak usaha gulung tikar. Namun, para perajin di Citeureup justru menemukan cara untuk beradaptasi dan berkembang di tengah krisis. Dengan memanfaatkan platform digital, mereka berhasil memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing. E-commerce dan media sosial kini memainkan peran penting dalam menunjang aktivitas bisnis, termasuk bagi para perajin ini.

Salah satu contoh sukses adalah Sukma Maulana, seorang perajin loyang berusia 41 tahun yang akrab dipanggil Olan. Ketika pandemi melanda, Olan sempat menutup usahanya dan bekerja sebagai driver ojek online. Namun, dia memanfaatkan waktu tersebut untuk mempelajari e-commerce dan memulai usaha online dari nol. Sejak 2020, usaha Olan berkembang pesat. Melalui platform digital, dia berhasil menjual ribuan loyang dan perkakas logam ke pelanggan di seluruh Indonesia, tidak hanya di Jabodetabek. Olan menganggap bahwa platform e-commerce memberikannya ke akses ke pasar yang lebih luas dan stabil.

Munji, seorang perajin loyang berusia 36 tahun, juga mengalami peningkatan usaha berkat platform digital. Dia memanfaatkan e-commerce untuk menjangkau pelanggan baru, terutama toko-toko dan pedagang besar. E-commerce membantu Munji mendapatkan pelanggan baru dan order yang lebih besar. Banyak pembeli yang kemudian menjadi pelanggan tetap dan memesan langsung ke Munji. Usahanya yang awalnya terbatas kini mampu berkembang berkat teknologi digital.

Deputi Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, menekankan pentingnya bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan platform digital. Dalam era digital saat ini, bisnis tidak bisa lagi bergantung pada metode konvensional. Siti Azizah juga menegaskan bahwa pebisnis dan UMKM harus memahami bagaimana platform digital dapat mendukung perkembangan usaha mereka.

Dukungan dari lembaga keuangan juga sangat berperan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para perajin di Citeureup. Muhammad Solahudin, Mantri BRI Unit Citeureup, menjelaskan bahwa banyak perajin loyang yang justru berkembang selama pandemi berkat bantuan modal dari BRI, dengan memberikan KUR kepada perajin yang usaha mereka sudah berjalan minimal 6 bulan. Program ini sangat membantu mereka dalam memenuhi permintaan yang meningkat.

Pandemi Covid-19 telah memaksa banyak usaha untuk mencari cara baru dalam beroperasi. Namun, bagi para perajin loyang di Citeureup, krisis ini menjadi peluang untuk bertransformasi. Dengan memanfaatkan platform digital dan dukungan permodalan dari lembaga keuangan, mereka mampu tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa dengan adaptasi dan inovasi, krisis bisa diubah menjadi peluang untuk pertumbuhan dan kesuksesan bisnis.

***

NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x