LINK UMKM -  Pandemi COVID-19 menghantam berbagai sektor usaha di Bali, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Industri pariwisata, restoran, toko oleh-oleh, dan usaha mikro lainnya mengalami penurunan drastis akibat pembatasan mobilitas dan jumlah wisatawan yang menipis. Banyak UMKM terpaksa gulung tikar karena tak mampu menutupi biaya operasional.

Namun, di tengah situasi sulit ini, muncul secercah harapan. Para pelaku UMKM dan Sobat LinkUMKM Bali menunjukkan kegigihan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Mereka mulai beralih ke platform digital untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas dan menyelamatkan usaha mereka.

Hasilnya, 44% UMKM di Bali telah berjualan di platform e-commerce selama pandemi. Hal ini menjadikan Bali sebagai salah satu provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia.

Dua contoh UMKM Bali yang sukses bertransformasi di era digital adalah IniTempe dan Grande Granola.

IniTempe: Sebelum pandemi, IniTempe hanya menjual tempe segar secara offline ke restoran di Bali. Lalu saat Pandemi memaksa IniTempe untuk beralih ke online dan menjangkau pasar lokal dan luar pulau melalui e-commerce. IniTempe juga mulai menawarkan berbagai produk olahan tempe dan membuka kelas pembuatan tempe. Dalam produksinya, IniTempe menggunakan kedelai lokal dan memberdayakan perempuan lokal.

Grande Granola: Sebelum pandemi, 70% pendapatan Grande Granola berasal dari wisatawan. Di saat pandemi menyebabkan omzet Grande Granola turun 40%, lalu Grande Granola kemudian mengembangkan bisnisnya secara online melalui platform digital. Saat ini, 80% pendapatan Grande Granola berasal dari penjualan online. Grande Granola juga memberdayakan perempuan lokal dan melakukan kegiatan sosial.

Kisah IniTempe dan Grande Granola menunjukkan bahwa UMKM Bali mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah pandemi dengan memanfaatkan platform digital. Kegigihan, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci utama bagi para pelaku UMKM untuk melewati masa-masa sulit ini.

MIN/NKS