Es Bir Kotjok Si Abah: Legenda Bogor yang Bertahan Sejak 1965
Jumat, 17 Mei 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Dilansir dari Kompas.com, di tengah hiruk-pikuk Kota Bogor, terdapat sebuah usaha minuman yang telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya kuliner kota ini selama hampir enam dekade. Es Bir Kotjok Si Abah, yang berdiri sejak tahun 1965, telah memikat hati penduduk lokal dan wisatawan dengan minuman uniknya yang tidak mengandung alkohol. Nama “bir kotjok” berasal dari cara penyajiannya yang dikocok (kotjok) hingga menghasilkan busa menyerupai bir.
Pendiri usaha ini, yang akrab disapa Si Abah, memulai usahanya dengan berkeliling menggunakan gerobak dorong. Dengan ramuan tradisional yang terdiri dari jahe, gula aren, dan berbagai rempah lainnya, bir kotjok Si Abah menawarkan sensasi rasa yang khas dan menyegarkan. Selain rasanya yang unik, bir kotjok juga dikenal memiliki manfaat kesehatan karena bahan-bahan alami yang digunakan, seperti jahe yang dikenal mampu menghangatkan tubuh dan meningkatkan imunitas.
Dalam perjalanannya, Es Bir Kotjok Si Abah tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Kini, usaha ini telah diteruskan oleh generasi kedua dari keluarga Si Abah, yang terus menjaga resep asli dan metode penyajiannya. Dengan tetap mempertahankan cita rasa autentik, mereka juga melakukan inovasi dengan menambah varian rasa yang lebih modern untuk menarik minat pelanggan muda.
Meskipun banyak bermunculan minuman-minuman baru di pasar, popularitas Es Bir Kotjok Si Abah tidak pernah surut. Kesederhanaan dan keotentikan minuman ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Es Bir Kotjok Si Abah telah menjadi ikon kuliner Bogor yang tidak hanya menawarkan kesegaran tetapi juga menyimpan cerita sejarah dan budaya kota tersebut.
Bagi yang ingin merasakan langsung sensasi minuman legendaris ini, Es Bir Kotjok Si Abah dapat ditemui di beberapa titik di Bogor, baik di gerai tetap maupun saat ada event-event khusus. Dengan segelas bir kotjok di tangan, Anda tidak hanya menikmati minuman, tetapi juga meneguk sejarah dan warisan kuliner yang telah melewati berbagai generasi.
***
FF/SKA