Potensi Ekonomi Jahe, Kunyit, dan Temulawak: Temuan Profesor UB
Jumat, 5 April 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh seorang profesor dari Universitas Brawijaya (UB) mengungkap potensi ekonomi yang signifikan dari jahe, kunyit, dan temulawak bagi para peternak. Temuan ini membuka peluang baru dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional Indonesia yang kaya akan manfaat.
Dilansir dari Kompas.com - Jahe, kunyit, dan temulawak bukan hanya bumbu dapur biasa. Tanaman-tanaman ini memiliki khasiat medis yang telah terbukti secara ilmiah, mulai dari meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga membantu mengatasi berbagai penyakit. Karena alasan ini, permintaan akan tanaman-tanaman ini terus meningkat baik di dalam maupun di luar negeri.
Profesor UB melakukan penelitian menyeluruh untuk mengeksplorasi potensi ekonomi dari jahe, kunyit, dan temulawak. Melalui serangkaian eksperimen dan analisis, beliau berhasil menemukan berbagai nilai tambah yang dapat dihasilkan dari ketiga tanaman tersebut, mulai dari bahan baku industri farmasi hingga bahan dasar kosmetik alami.
Dengan temuan ini, terbuka peluang besar bagi para peternak untuk meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu, ini juga merupakan langkah menuju pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, khususnya bagi mereka yang menggantungkan hidup dari pertanian. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan saran dari profesor UB, mereka dapat mengoptimalkan potensi ekonomi dari jahe, kunyit, dan temulawak.
Untuk menggerakkan roda perekonomian ini, kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha sangat diperlukan. Dukungan dalam hal penelitian, pengembangan produk, pemasaran, dan distribusi akan membantu mempercepat pertumbuhan sektor ini. Dengan demikian, tidak hanya para peternak yang akan mendapat manfaat, tetapi juga ekonomi nasional secara keseluruhan.
Meskipun potensi ekonomi jahe, kunyit, dan temulawak sangat besar, tantangan-tantangan seperti perubahan iklim, penggunaan pestisida, dan persaingan global tetap menjadi hal yang perlu diatasi. Namun, dengan kolaborasi dan komitmen untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan, kita dapat melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah bagi industri ini.
***
FF-SKA