Sound of Art Menjadi Kerajinan Tangan Indonesia Mendunia
Senin, 25 Desember 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Barang-barang vintage dapat mengingatkan kita akan masa lalu. Vintage mencakup berbagai hal yang dibuat dengan baik di masa lalu, termasuk karya seni, koleksi, dan radio. Radio adalah teknologi umum yang digunakan dari tahun 1900 hingga 2000-an, sebelum televisi dan internet menjadi dominan. Helmi Suana Permanahadi, pemilik Faber Instrumen, ingin menciptakan atmosfer masa lalu dengan mengubah radio menjadi kayu dan mendesainnya dengan gaya vintage.
DIlansir dari Kompas.com, pada tahun 2018, Helmi mendirikan bisnisnya yang disebut "Sound of Art", yang mengintegrasikan seni, desain, dan musik elektronika. Helmi pernah memiliki usaha gitar pada tahun 2007. Namun, ia pulang kampung pada tahun 2013 dan tidak meneruskan usahanya tersebut. Kecintaannya pada kayu dan musik menginspirasinya untuk membuat konsep radio dengan sentuhan kayu yang unik. Ia melihat potensi limbah kayu di sekitar, termasuk kayu jati. Pada tahun 2016, ia membuat prototipe dan pada tahun 2018, ia meluncurkan produk pertamanya. Hal ini ia sampaikan pada pameran Brilianpeneur di JCC, Jakarta pada Jum’at (8 Desember 2023), “Saya melihat potensi teman dan limbah kayu di sekitar, kayu jati salah satunya. Tahun 2016 saya membuat prototipe dan pada tahun 2018 saya meluncurkan produk pertama saya.”
Modal dan Izin SVLK
Helmi merintis usaha Sound of Art dengan modal awal antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Saat ini, ia dibantu oleh 10 karyawan yang mampu memproduksi radio kayu vintage sebanyak 120 hingga 200 unit per bulan, tergantung jenis model yang dibuat. Selain itu, Helmi juga sudah mengantongi izin Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), sehingga usaha pemanfaatan limbah kayu jatinya memenuhi standar legalitas. “Usaha kami sudah mengantongi izin SVLK yang berlaku sejak tahun 2020 hingga 2027,” kata Helmi.
Keunikan Menjadi Kesulitan
Radio vintage buatan Helmi adalah karya yang unik dan langka di Indonesia. Hal ini membuat produk-produk dari Sound of Art sulit untuk dikenali oleh masyarakat luas. Meskipun demikian, Helmi tetap berusaha untuk memperkenalkan karyanya, salah satunya melalui kegiatan pameran. Dengan berpartisipasi dalam pameran, Helmi dapat mengukur tingkat penerimaan produknya di kalangan masyarakat Indonesia dan global. “Selama pameran Brilianpreneur, saya berkesimpulan bahwa produk ini diminati oleh orang yang memiliki apresiasi seni, terutama mereka yang berusia 15 tahun ke atas. Namun, ada juga anak SMP yang tertarik dengan produk vintage yang kami tawarkan,” ujar Helmi.
Menjadi Souvenir pada g20 dan MotoGP
Kesungguhan Helmi dalam mengembangkan bisnisnya membuahkan hasil. Produk-produk dari Sound of Art dipilih sebagai salah satu souvenir pada acara G20 Indonesia 2022 dan MotoGP Mandalika 2023. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dari BUMN yang menaungi Helmi sebagai UMKM. BUMN tersebut kemudian memilih produk-produk Sound of Art untuk menjadi souvenir pada acara-acara tersebut. Tak hanya itu, Helmi juga diajak beberapa instansi untuk melakukan pameran di luar negeri, salah satunya China. Ke depannya, Helmi ingin mencoba skema business to business (B2B) untuk menembus pasar Korea dan China.
***
LMP/NKS