Dari Berjualan di Pinggir Jalan Hingga Beromzet Puluhan Juta, Ini Kisah KUR BRI Buat Naik Kelas UMKM

Kamis, 14 Juli 2022 | 10:25 WIB

Lapak pakaian-pakaian,-(Ist)

LINK UMKM - Mengadang terik panas dan debu jalanan di kota Depok harus dilakoni Rido (26 tahun) setiap hari karena berjualan di pinggir jalan.

Berbekal tenda dan gantungan pakaian, Rido menggelar lapak pakaian-pakaian bekas setiap harinya.

Bila hujan tiba, pemuda lulusan jurnalistik itu harus apes dan buru-buru menutup lapak. Belum lagi kala harus berurusan dengan berbagai tetek bengek perkara keamanan.

Semua itu dirasakan Rido saat mulai merintis usaha. Kala pandemi mulai merebak di Indonesia, anjloknya bisnis media dan desas-desus PHK membuat Rido khawatir dan coba mencari penghasilan lain. Waktu itu yang terlintas di benaknya adalah berjualan.

"Saya mulai usaha di pinggir jalan di 2020 bulan Oktober. Waktu itu aktif jadi wartawan lingkungan di media online. Merintis usaha dari tenda doang di pinggir jalan dan modal awal Rp 5 juta," sebut Rido.

"Risiko waktu di tenda angin hujan segala macam, kalau hujan deras mau enggak mau tutup, karena basah semua baju yang ada," tambahnya.

Setelah lima bulan menjajakan dagangan di pinggir Jalan Kalimulya Cilodong itu, Rido akhirnya memutuskan mengakhiri kariernya sebagai jurnalis. Ia kemudian fokus mengembangkan usaha thrifting yang diberi nama Exmulya_scndoutdoor.

Berbekal informasi dari tetangga, Rido kemudian menemukan jalan mengembangkan usahanya. Mendapatkan informasi seputar akses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi jalan untuk bisnis Rido mulai berkembang.

Dapat KUR BRI dan Mulai Punya Toko

Rido mengakui, usahanya secara perlahan mulai stabil dan membaik kala dirinya mencoba mengakses KUR BRI. Dengan klasifikasi usahanya masuk kelas UMKM Mikro, Rido kemudian mengajukan pinjaman sebesar Rp 10 juta.

"Tetangga waktu itu kan minjam duluan, di BRI KUR katanya tanpa jaminan dan yang penting ada usaha. Pengajuan waktu itu saya Rp 10 juta, paginya disurvei, jam 16.00 WIB saya sudah dipanggil ke BRI Simpangan Depok," tuturnya.

Ia merasa suntikan modal itu datang di waktu yang tepat. Kala itu, sebuah ruko baru rampung tak jauh dari lapak pinggir jalannya, dana yang ia dapat pertama kali digunakan buat mengontrak toko tersebut, sisanya, ia putar untuk membeli lebih banyak barang dagangan.

Rido merasakan kelangkaan tersebut semakin tepat lagi lantaran beberapa bulan setelah itu, ledakan varian Delta terjadi di Indonesia. rekan-rekannya yang berusaha di pinggir jalan, mesti berhadapan dengan protokol ketat pembatasan yang memaksa mereka untuk tidak berjualan.

Sementara saat banyak usaha berjatuhan, Rido mampu mempertahankan usahanya. Lebih dari stabil, toko Rido bahkan meraup omzet rata-rata hingga Rp 10 juta per bulan. Ia mengaku tambahan modal tersebut sangat berdampak hingga bisa membuat usahanya naik kelas.

"Dari KUR Rp 10 juta itu saya beliin barang, modalnya saya putarin kembali ke barang. Akhirnya modal kira-kira jadi Rp 50 juta, dari sana omzet sebulan Rp 10 juta sih ada," kata Rido.

Di samping omzet yang stabil, Rido mengakui sejak memiliki toko sendiri upaya pemasaran juga jauh lebih mudah. Tokonya menjadi lebih dikenal dan ia juga bisa merintis ke platform digital lantaran punya cukup waktu yang dulu banyak dihabiskan untuk menggelar tenda terlebih dahulu.

Dia pun bisa mematok harga pakaian lebih murah lantaran membeli dalam jumlah yang lebih banyak daripada saat masih berjualan di jalan, Rido mengungkapkan, ke depan ia berniat untuk melanjutkan mengakses modal tambahan lagi.

"Ini ada rencana, karena kredit dan omzetnya bagus, kemarin juga ditawari kan," tuturnya.

Hingga tahun lalu, portofolio nasabah kelas UMKM mikro di BRI memang mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Total KUR yang disalurkan induk holding BUMN ultra mikro tahun lalu mencapai Rp 194 triliun.

Pada tahun 2022, BRI mendapatkan alokasi tambahan penyaluran KUR dari pemerintah. Yakni sebesar 70 persen dari total KUR atau setara Rp 260 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, setidaknya mereka mengincar sebanyak 5 juta nasabah ultra mikro baru untuk didanai tahun 2022.

Hingga Desember 2021, total nasabah Holding Ultra Mikro tercatat mencapai 25,2 juta nasabah. Dalam jangka panjang, holding ini punya target menyasar sebanyak 45 juta pelaku usaha ultra mikro hingga 2024. (Ril) ***

DRA RR ENDANG DEWI PUDJOWATI

19 Juli 2022 | 18:15:20 WIB 2 tahun lalu

Bantuan yang sangat bermanfaat dan produktif

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x