Apakah UMKM Bisa Jadi Juara di Negeri Sendiri? Perlu Membuka Wawasan Berbagai Kalangan
Rabu, 25 Mei 2022 | 15:19 WIB
LINK UMKM - Menurut Co-Chair G20 EMPOWER yang menjabat sebagai COO sekaligus salah satu pemilik PT Infinite Berkah Energi & WKU Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Ketenagakerjaan IWAPI Rina Prihatiningsih, hasil dari pertemuan kedua G20 EMPOWER beserta dengan hasil dari pertemuan pertama dan ketiga nanti akan menjadi bagian dari komunike untuk G20 EMPOWER Presidensi Indonesia guna pengembangan UMKM.
Hasil yang diharapkan dari pertemuan di Yogyakarta ini antara lain adalah, pertama rancangan rekomendasi tindakan yang harus diambil oleh sektor swasta untuk mendukung pertumbuhan UMKM Perempuan. Kedua, rancangan dukungan yang diminta dari pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat pertumbuhan UMKM perempuan.
Selain itu, pertemuan G20 EMPOWER kali ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah di luar berbagai rekomendasi yang diberikan. Pertama, membuka wawasan berbagai kalangan, terutama pemerintah dan swasta tentang pentingnya peran dan kepemimpin perempuan dalam usaha kecil dan menengah.
Lalu, pada pertemuan ini membahas mengenai membangun kembali produktivitas kaum perempuan pasca pandemi. Pembahasan akan berkisar pada mengapa pemerintah perlu untuk meningkatkan kembali produktivitas perempuan pasca pandemi, serta bagaimana sektor swasta dapat mendorong produktivitas perempuan pasca pandemi tersebut.
Menurutnya, dalam krisis ekonomi tahun 1998 pengusaha perempuan UKM masih bisa bertahan dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian, tapi saat pandemi COVID-19 banyak yang tumbang sehingga saat ini merupakan momen yang tepat untuk membangkitkan lagi pengusaha perempuan UKM.
Rina mengatakan, perlu ada kolaborasi yang erat antara pemerintah dan swasta dalam mendorong pengusaha perempuan dalam menjalankan usahanya, mengingat saat ini tidak sedikit perempuan yang juga menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
"Di Indonesia sebesar 43% UKM formal dimiliki perempuan dan berkontribusi untuk 9,1 persen total PDB," katanya.
Sementara, merangkum berbagai rekomendasi dari para pembicara yang hadir, Rina menjelaskan, dalam pertemuan tersebut telah membahas beberapa poin penting untuk pengembangan perempuan di UMKM. Pertama adalah presentasi dari OECD tentang tren perempuan dalam kewirausahaan dan cara pemerintah dapat memperkuat perempuan dalam kebijakan UMKM.
Kedua, presentasi dari Grab Indonesia disampaikan oleh Neneng Gunadi tentang pentingnya dukungan swasta dan kolaborasi G20 bagi perempuan di UMKM. Ketiga adalah presentasi dari Knowledge Partner kami, BCG Jakarta, yang mencakup tren, tantangan, dan dukungan yang dibutuhkan dari para pemangku kepentingan serta strategi pengukuran kemajuan dari aksi swasta seperti yang dilakukan oleh Sinarmas, Cocacola adalah dua perusahaan dari 60 lebih perusahaan yang telah berkomitmen sebagai advocate G20 Empower Indonesia dalam aksi akselerasi dan pengembangan perempuan di UMKM. ***