Kisah Inspiratif, 5 Usaha Waralaba Ini Dimulai Dari Nol
Minggu, 12 September 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Siapa sih yang tidak tahu jika usaha waralaba saat ini semakin menjamur di Indonesia. Hal ini tentu karena peluang usaha tersebut sangat menjanjikan. Meskipun untuk menjalankan usaha waralaba cenderung beragam. Namun, semua itu tergantung potensi usaha itu sendiri dalam jangka panjang.
Tapi, ada yang perlu harus ketahui, jika beberapa waralaba besar yang ada di Indonesia mempunyai kisah menarik hingga menjadi seperti sekarang.
Cerita ini mungkin bisa jadi inspiratif untuk kamu yang akan menjalankan usaha waralaba. Di mana pada awalnya setiap usaha tidak langsung menjadi besar dan dikenal. Banyak proses yang mesti dilalui. Apa saja waralaba tersebut? Berikut ulasannya.
1. Ayam bakar Mas Mono
Sebagian orang mungkin pernah makan ayam bakar Mas Mono. Hampir di setiap kota besar, ayam bakar ini hadir untuk para pecinta ayam. Namun, di balik suksesnya waralaba ini terselip kisah bagaimana awal berdirinya usaha tersebut.
Awalnya, ayam bakar milik Pramono atau akrab disapa mas Mono dijual di gerobak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Tapi, dengan kerja kerasnya itu mas Mono dapat mendirikan kedai hingga bisa membuka cabang sampai ke luar negeri. Dengan nilai investasi mulai dari Rp 380 juta, sudah bisa bekerjasama dengan waralaba ayam bakar Mas Mono.
2. Es teler 77
Murniati Widjaja memiliki ide untuk mendirikan usaha es teler berbuah manis. Berkat sikap pantang menyerahnya, saat ini Es Teler 77 ini mempunyai banyak outlet. Warung tersebut terletak di teras sebuah pertokoan Duta Merlin di kawasan Jakarta Pusat.
Es teler 77 pertama kali diwaralabakan oleh menantu, Murniati, Sukyanto Nugroho tahun 1987 atau saat menginjak usia enam tahun usaha itu berdiri. Tepat di tahun 1977, es teler 77 mengikuti trend gaya hidup dengan membuka gerai di Mal.
Untuk mendapat waralaba Es Teler 77, biayanya Rp 100 juta selama lima tahun. Adapun investasi membuka gerai Es Teler 77 berkisar Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar.
3. Kebab baba Rafi
Usaha yang mulai didirikan sejak tahun 2003, didirikan oleh Hendy bersama mantan istrinya. Dengan modal gerobak sederhana Hendy dengan semangat berjualan kebab di Surabaya.
Ternyata usaha ini sangat menjanjikan, karena ketika dua tahun berjalan Kebab Baba Rafi pun mulai diwaralabakan. Setelah itu usaha tersebut telah berkembang sangat cepat hingga mempunyai ratusan outlet di seluruh Indonesia. Investasi membuka outlet kebab baba Rafi sekitar Rp 75 juta.
4. Pecel lele Lela
Tak banyak yang tahu bahwa sebelum usaha pecel lele Lela berdiri, sang pendiri, Rangga Umara, mengalami jatuh bangun mendirikan bermacam bisnis. Rangga memutuskan untuk membuka usaha dilatarbelakangi dari perusahaan tempatnya bekerja mengalami krisis keuangan. Oleh karena itu sebelum dipecat, dia harus membuka usaha.
Pernah beberapa kali gagal membuka usaha, akhirnya Rangga berniat untuk membuka usaha lele sebagai makanan utama di restorannya. Tapi ternyata lele bukan menjadi makanan favorit pembeli karena pembeli kebanyakan menjadikan lele makanan pilihan kedua setelah ayam.
Hingga akhirnya bisnis pecel lele ini diwaralabakan. Jika anda tertarik, investasi atau modal usaha pecel lele berkisar antara Rp 600 juta sampai Rp 700 juta,sudah termasuk franchise fee Rp 100 juta selama lima tahun, deposit senilai Rp 30 juta, dan dekorasi desain interior eksterior.
5. Dcost
D&039;Cost didirikan Christian Sia pada 2006, di bawah bendera PT Pendekar Bodoh namun saat ini diteruskan oleh anaknya Darmawan Ekaputra atau disapa Darek. Darek mengakui, sejak tahun 2006 sebenarnya sudah membantu D&039;Cost.
Saat Darek masih kuliah ia yang mendesain promo itu. Seiring berjalannya waktu, D&039;cost menjadi tempat makan favorit keluarga. Pendiri juga mulai mewaralabakan D&039;cost dengan biaya sekitar Rp 500 juta.
RZ/MG