Sulap Salak Jadi Brownies hingga Kopi, Wanita Ini Raup Puluhan Juta
Senin, 10 Mei 2021 | 16:00 WIB
LINK UMKM - Shelly punya kemampuan unik dan kreatif mengolah. Shelly bisa memasak salak sebagai varian kuliner yang lezat.
Ide bisnis muncul pada 2016 saat dirinya bersama suami tidak memungkinkan lagi untuk bekerja, sedangkan mereka harus tetap menghidupi tiga anaknya.
Shelly memilih salak sebagai bahan baku utama karena buah tropis itu mudah ditemukan. Awalnya dia hanya mengolah salak menjadi brownies salak (brownlak), namun seiring waktu menu yang dijual semakin bertambah seperti kukis salak (kuklak), sambal ebi salak (sambilak), ayam geprek sambilak, kerupuk salak (kruplak), kopi biji salak (kojilak), teh kulit salak (tehkulak), sari buah salak (sarlak), dan asinan salak (sinlak).
Shelly awalnya menjalankan bisnis olahan salak ini hanya dari rumah. Sampai akhirnya semakin berkembang dengan memiliki dapur sendiri beserta tiga pegawai dilengkapi berbagai macam alat yang mendukung, serta outlet di Bekasi.
Bisnisnya semakin berkembang hingga omzet yang diraihnya bisa Rp 20 juta per bulan.
Shelly mengaku tantangannya dalam berbisnis ini adalah memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar mau mencoba. Sebab, produknya ini terbilang unik dan masih sangat asing di masyarakat.
Untungnya, mantan public relationship (PR) ini punya kemampuan unik untuk menjelaskan produk olahan salaknya. Menggunakan kemampuan branding dia mengenalkan olahan salak ke masyarakat.
Meski berjuang keras, kini pandemi membuatnya kesulitan. Omzetnya turun 50 persen. Reseller dari beberapa tempat oleh-oleh di Indonesia banyak yang berhenti karena tutup, termasuk reseller dari Singapura. Penjualannya saat ini hanya mengandalkan marketplace yang menjangkau hampir seluruh Indonesia.
Dahulu, sebelum pandemi dia bisa mendapat Rp 20 juta. Sekarang untuk mencapai Rp 10 juta saja sudah bagus.
RZ/QQ