Sinergi UMKM dan BUMN: Akses Lebih Luas ke Pangan, Energi, Keuangan, dan Digitalisasi
Sabtu, 30 Agustus 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Sebuah kerja sama strategis antara sektor swasta dan lima badan usaha milik negara (BUMN) resmi dijalin pada pembukaan acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Jakarta, Jumat (22/8/2025). Kolaborasi ini digagas melalui jaringan toko kelontong modern yang kini menaungi lebih dari 250 ribu pelaku usaha kecil di seluruh Indonesia.
Tujuan utama dari sinergi tersebut adalah memperluas akses UMKM terhadap layanan pangan, energi, logistik, keuangan, dan digitalisasi. Masing-masing BUMN mengambil peran sesuai mandatnya, sehingga kolaborasi dapat langsung menjawab kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha kecil.
Peran BUMN dalam Mendukung UMKM
Salah satu BUMN di sektor pangan memperluas jangkauan distribusi pangan pokok melalui jaringan toko kelontong, sekaligus mendukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras yang diluncurkan pemerintah pada Juli 2025. Program ini diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat dengan menghadirkan beras berkualitas pada harga yang lebih terjangkau.
Di sisi keuangan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendorong inklusi dan literasi keuangan bagi pelaku UMKM dengan menghadirkan tabungan digital serta memperluas jaringan agen BRILink di toko kelontong. Akses ini membuka peluang lebih besar bagi UMKM untuk mendapatkan permodalan dan layanan keuangan modern.
BUMN di sektor logistik memperkuat jaringannya dengan menyalurkan layanan publik hingga ke pelosok, termasuk pendistribusian meterai resmi ke lebih dari 1 juta toko retail. Di sisi lain, BUMN energi menempatkan toko kelontong sebagai pangkalan resmi LPG sehingga distribusi energi rumah tangga menjadi lebih merata. Dukungan ini turut dilengkapi oleh BUMN telekomunikasi yang memperluas akses internet broadband, memungkinkan UMKM mempercepat transformasi digital.
Dampak Ekonomi Melalui Jaringan Ritel
Jaringan toko kelontong binaan ini telah menjadi tulang punggung distribusi produk rakyat. Berdiri sejak 2008, ekosistem tersebut mencatat omzet sekitar Rp 236 triliun per tahun, setara 11,4 persen dari PDB sektor ritel nasional pada 2022. Program khusus untuk produk lokal di dalam jaringan ini bahkan mampu menyalurkan produk UMKM dengan nilai Rp 5,65 triliun per tahun.
Efek berganda pun terlihat jelas, di mana 42 persen toko mengalami peningkatan omzet, 51 persen membuka lapangan kerja baru, dan 77 persen telah mengembangkan layanan digital. Dukungan BUMN diperkirakan akan memperbesar pencapaian tersebut sekaligus memperkuat kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Pemberdayaan Melalui Pelatihan dan Inovasi
Selain melalui jaringan ritel, pemberdayaan UMKM juga dilakukan lewat pusat pelatihan kewirausahaan di Jawa Timur yang telah melatih lebih dari 97 ribu peserta, membina 1.600 UMKM, serta mendorong lebih dari 200 usaha menembus pasar ekspor. Lebih dari 80 persen peserta program itu sudah terdigitalisasi, mencerminkan kesiapan menghadapi era ekonomi digital.
Inisiatif lain berupa program pelatihan keterampilan juga digelar untuk mencetak tenaga kerja terampil sekaligus mendorong lahirnya wirausahawan mandiri. Kombinasi ekosistem ritel, pelatihan, dan pengembangan keterampilan menjadi bukti bahwa dukungan terhadap UMKM dilakukan secara menyeluruh, mulai dari akses pasar hingga peningkatan kapasitas SDM.
Sinergi Pemerintah dan BUMN
Pemerintah menilai penandatanganan kerja sama ini merupakan bukti konkret konsep Indonesia Incorporated. Sinergi antara BUMN, sektor swasta, dan UMKM diyakini mampu memperkuat daya saing nasional.
Menko Bidang Perekonomian menyebut peran Bulog dalam program SPHP sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus memberi ruang lebih luas bagi UMKM di ekosistem pangan. Dengan distribusi beras yang lebih terjamin dan harga terkendali, pelaku usaha kecil dapat ikut merasakan manfaat secara langsung.
Dari Hulu ke Hilir
Kontribusi sektor swasta dalam ekosistem ini tidak berhenti pada ritel. Kolaborasi juga menyentuh hulu rantai nilai, mulai dari kemitraan dengan ribuan petani tembakau dan cengkih, pemasok barang lokal, hingga penyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Produk hasil kerja sama ini didistribusikan ke lebih dari 30 negara ekspor dan 1,5 juta peritel domestik, sehingga dampaknya dirasakan secara luas.
Sinergi strategis ini memperlihatkan bagaimana pemerintah, BUMN, swasta, dan UMKM dapat berjalan beriringan dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan kerja sama yang inklusif, ekosistem usaha rakyat diperkirakan mampu tumbuh lebih tangguh menghadapi dinamika global.
RA/NS





