Kupas Tuntas Ekspor UMKM ke Pasar Australia: Strategi dan Regulasi Dibedah dalam Webinar Kolaborasi LinkUMKM dan ITPC Sydney
Kamis, 22 Mei 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Sobat LinkUMKM di seluruh Indonesia kembali mendapat pembekalan penting melalui webinar bertajuk “Kupas Tuntas: Regulasi & Strategi Ekspor UMKM ke Pasar Australia” yang digelar oleh LinkUMKM berkolaborasi dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney dan didukung oleh BRI Research Institute. Kegiatan yang berlangsung secara daring pada Rabu, 21 Mei 2025 ini bertujuan untuk membuka akses pasar internasional, khususnya Australia, bagi produk-produk unggulan UMKM Indonesia.
Acara yang diselenggarakan secara gratis ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Irwan Utama, Direktur Oishi Trading di Sydney, Australia, serta Christhophorus Barutu, S.H., M.H., Kepala ITPC Sydney. Keduanya membagikan pengetahuan mendalam tentang pasar Australia, regulasi ekspor, serta strategi branding dan distribusi yang relevan. Webinar ini dipandu oleh Silmi Kaffah dari BRI Research Institute.
Irwan Utama menyampaikan bahwa keberhasilan menembus pasar Australia bukan hanya bergantung pada kualitas produk, melainkan juga pada kemampuan UMKM dalam memahami karakteristik konsumen dan standar lokal.
“UMKM Indonesia perlu memperhatikan aspek pengemasan, preferensi rasa, serta sertifikasi seperti halal atau organik. Konsumen Australia sangat peduli pada nilai tambah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Christhophorus Barutu menggarisbawahi peran ITPC sebagai jembatan bagi pelaku usaha Indonesia untuk memasarkan produknya di luar negeri. Ia menjelaskan bahwa ITPC aktif memberikan layanan konsultasi, promosi produk, dan fasilitasi pertemuan dengan buyer potensial.
“Kami membantu UMKM sejak tahap persiapan ekspor hingga masuk ke jaringan ritel di Australia. Peluang masih terbuka lebar, terutama untuk produk kuliner, fesyen, dan kerajinan,” paparnya.
Webinar ini disambut antusias oleh seluruh peserta dari berbagai daerah. Salah satunya adalah Rina Setyawati, pemilik usaha makanan olahan dari Yogyakarta. Ia menyebut bahwa informasi yang disampaikan membuka wawasannya mengenai pentingnya riset pasar dan legalitas produk.
“Saya jadi paham bahwa untuk ekspor, kita harus lebih siap dari sisi dokumentasi dan standarisasi. Presentasi para narasumber sangat praktis dan mudah dicerna,” ujar Rina.
Peserta lain, Dwi Saputra, pengrajin kayu dari Bali, menyampaikan ketertarikannya untuk melanjutkan konsultasi dengan ITPC. Ia merasa bahwa pendekatan pemerintah melalui fasilitasi informasi seperti ini sangat bermanfaat.
“Saya baru tahu kalau ada banyak dukungan dari pemerintah untuk UMKM yang ingin ekspor. Ini jadi semangat baru buat saya,” katanya.
Melalui kegiatan ini, LinkUMKM menegaskan komitmennya dalam mendorong UMKM naik kelas melalui pemahaman pasar global dan penguatan ekosistem ekspor. Kolaborasi dengan institusi strategis seperti ITPC menjadi salah satu langkah nyata untuk mewujudkan UMKM Indonesia yang tangguh dan kompetitif di kancah internasional.
****
SS/SS