Pentingnya Literasi Digital untuk Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial

Kamis, 2 Januari 2025 | 13:00 WIB

Seminar Literasi Digital dengan tema Bersama Santri Meningkatkan Sumberdaya Manusia Melalui Literasi Digital di Pondok Pesantren As’adiyah Baburahman Galung Beru Gantarang Bulukumba, Sulawesi Selatan.

LINK UMKM -  Pada sebuah diskusi mengenai literasi digital di Lampung Tengah, Moh. Rouf Azizi, seorang pegiat literasi digital, mengingatkan tentang pentingnya pemahaman yang tepat dalam menggunakan media sosial. Menurutnya, dunia maya bisa menjadi bumerang jika tidak digunakan dengan bijak, merugikan jika diabaikan, tetapi memberikan keuntungan besar jika dimanfaatkan secara cerdas.

Rouf menjelaskan bahwa salah satu dampak negatif dari media sosial adalah rasa insecure atau perasaan kurang percaya diri yang sering muncul akibat membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti penampilan fisik, hubungan pribadi, atau pencapaian hidup. Perasaan insecure ini bisa mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, membuatnya merasa cemas, tidak nyaman, dan kurang aman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Tanda-tanda seseorang mengalami insecure, lanjut Rouf, bisa terlihat dari kebiasaan membandingkan dirinya dengan orang lain, merasa hidup orang lain lebih sempurna, atau obsesi untuk selalu tampak sempurna. Perasaan ini bisa diperburuk dengan perasaan sedih yang berlarut-larut atau mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Jika dibiarkan, insecure bisa berkembang menjadi gangguan mental yang serius.

Rouf kemudian memberikan beberapa tips untuk mengatasi perasaan insecure, seperti fokus pada kelebihan diri, bersyukur, dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Menurutnya, dengan berhenti terlalu terfokus pada kekurangan, seseorang bisa mulai menghargai hal-hal positif yang ada dalam dirinya, yang seringkali tidak disadari.

Namun, Lica Dewi Septiana, seorang tenaga pendidik, melihat fenomena insecure ini juga memiliki dampak positif. Dia menilai bahwa media sosial dapat memperluas jaringan sosial, menjadi sumber inspirasi, dan memberikan dukungan dari berbagai komunitas. Meskipun demikian, Lica juga mengingatkan bahwa media sosial seringkali hanya menampilkan sisi terbaik kehidupan seseorang, yang bisa memicu perasaan tidak puas dan cemas pada penggunanya.

Selain itu, fenomena cyberbullying atau bullying di dunia maya serta FOMO (Fear of Missing Out) juga menjadi faktor yang dapat memperburuk perasaan insecure. FOMO dapat membuat seseorang merasa khawatir tertinggal dari tren atau acara sosial yang sedang populer, yang dapat meningkatkan tingkat kecemasan.

Untuk mengurangi dampak negatif media sosial, E. Rizky Wulandari, seorang dosen komunikasi, memberikan saran agar pelajar tidak terlalu membandingkan hidup mereka dengan "highlight reel" orang lain yang sering terlihat di media sosial. Rizky menyarankan agar setiap individu fokus pada diri sendiri, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan tidak ragu untuk berhenti mengikuti akun yang membuatnya merasa buruk. Aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti berolahraga atau menjalani hobi, juga bisa menjadi cara efektif untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kebahagiaan diri.


***

NS/ALP

Komentar (0)

Copyright @ 2025 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1503 seconds