IFSE 2024 Dibuka Resmi Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan Digital di Indonesia
Sabtu, 16 November 2024 | 13:00 WIB
LINK UMKM - Indonesia Fintech Summit and Expo 2024 (IFSE 2024) resmi dimulai pada hari Selasa, 12 November 2024, menandai dimulainya rangkaian acara Bulan Fintech Nasional (BFN) 2024 yang akan berlangsung hingga 12 Desember 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Tujuan utama dari IFSE 2024 adalah untuk memperkuat inklusi dan literasi keuangan digital di Indonesia, yang saat ini tercatat mencapai 65,43 persen menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK.
Dalam laporan pembukaannya, Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menyampaikan bahwa IFSE 2024 menjadi momen penting bagi ekosistem keuangan digital Indonesia. Pandu menekankan bahwa dengan meningkatnya pemahaman dan penggunaan platform digital yang aman, masyarakat Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi digital yang terus berkembang. Menurutnya, acara ini diharapkan dapat mempercepat proses penguatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam pidato utamanya, mengungkapkan bahwa pengembangan sektor keuangan Indonesia di masa depan akan sangat bergantung pada inovasi di sektor keuangan digital dan teknologi, yang akan diawasi oleh OJK. Mahendra juga menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya akan memperkuat pengelolaan risiko dan tata kelola yang baik, tetapi juga memastikan kepatuhan yang berorientasi pada perlindungan konsumen.
Sesi keynote pada hari pertama IFSE 2024 menghadirkan Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK. Friderica menggarisbawahi pentingnya literasi keuangan digital dalam memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun teknologi finansial menawarkan berbagai manfaat, potensi bahaya seperti siklus utang yang dapat timbul akibat ketergantungan pada layanan keuangan digital harus diwaspadai. Oleh karena itu, literasi keuangan yang tepat menjadi kunci untuk mencegah masalah tersebut.
Salah satu sorotan utama dalam IFSE 2024 adalah peluncuran Whitepaper berjudul Revolutionizing Financial Planning: Digital Financial Planner Business Models Unleashed, yang disusun oleh AFTECH bekerja sama dengan iDNA Solutions dan didukung oleh Bill dan Melinda Gates Foundation. Whitepaper ini menyoroti potensi besar sektor perencanaan keuangan digital di Indonesia, dengan proyeksi pasar yang diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 450 miliar.
Dalam panel diskusi bertajuk Navigating Financial Journey through Strategic Digital Financial Planning, Aldi Haryopratomo, Wakil Ketua Umum II AFTECH, menyampaikan bahwa perencana keuangan digital memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi keuangan dan memperdalam pasar keuangan Indonesia. Aidil Akbar dari International Association for Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk memastikan literasi keuangan yang tidak hanya informatif, tetapi juga dapat langsung membantu masyarakat dalam membuat keputusan finansial yang lebih baik.
Selain itu, IFSE 2024 juga menghadirkan berbagai panel diskusi yang membahas isu-isu terkini dalam dunia fintech, seperti deteksi penipuan dalam platform P2P lending, inovasi embedded finance antara bank dan fintech, serta peningkatan keamanan siber di layanan keuangan. OJK juga mengadakan dialog kebijakan dengan regulator dan organisasi internasional, termasuk Monetary Authority of Singapore dan Securities and Futures Commission of Hong Kong.
Dengan adanya IFSE 2024, diharapkan sektor keuangan digital Indonesia dapat semakin maju dan inklusif, memberikan akses keuangan yang lebih luas kepada seluruh lapisan masyarakat, dan mengedukasi masyarakat agar dapat menggunakan layanan keuangan digital dengan bijak.
***
SKA/SKA