Minum Jamu dan Obat Kimia Aman Gak sih

Sabtu, 9 September 2023 | 08:00 WIB

Ilustrasi Jamu dan Obat Kimia (freepik/freepik)

LINK UMKM -  Dilansir dari kumparan.com Pengobatan herbal seperti jamu seringkali dijadikan andalan masyarakat untuk mengobati penyakit. Jamu herbal terbuat dari bahan alam, sedangkan obat kimia terbuat dari bahan sintetis. Secara umum kita dapat menyatakan bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang lebih sedikit dan lebih efektif. Meski dinyatakan lebih aman, pengobatan tradisional tidak dapat memberikan hasil langsung. Dibandingkan obat pereda nyeri berbahan herbal atau jamu, obat kimia akan bekerja lebih cepat untuk mengatasi nyeri atau nyeri.

Tapi, bolehkah konsumsi jamu bersamaan saat minum obat kimia?

Menurut Prof. Dr. Purwantyastuti, Sp.F(K), salah seorang anggota komunitas medis, penggunaan obat herbal dan kimia tergantung pada kandungan bahan obat tersebut. Menggunakan obat kimia biasanya didampingi dengan saran dan resep dokter. Mengkonsumsi obat herbal dan obat kimia secara bersamaan memerlukan kehati-hatian ekstra. Cara yang paling mudah adalah menyelaraskan diri dengan pengetahuan yang benar agar senyawa aktif dalam obat herbal dan kimia tersebut bersinergi, sehingga pengobatan menjadi lebih efektif.

Interaksi Obat Tradisional dengan Obat Kimia

Produk jamu dan obat kimia umumnya memiliki khasiat yang hampir sama. Tetapi bekerja dengan cara yang berbeda. Secara umum, obat herbal (baik dalam bentuk suplemen, kapsul, jamu, maupun rebusan) efektif untuk mengembalikan fungsi organ tubular yang fungsinya kurang baik. Sedangkan obat kimia bekerja dengan meredam gejala sakit.

Interaksi antara obat tradisional dan kimia dapat terjadi karena keduanya mengandung bahan aktif yang memiliki efek serupa pada jaringan tubuh. Ketika produk herbal dan kimia dikonsumsi bersamaan, ada tiga kemungkinan interaksi yang dapat terjadi, termasuk efek yang menjadi lebih kuat, berkurang, atau malah hilang sepenuhnya. Sulit untuk menentukan mana yang terbaik karena efek yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit dan kondisi tubuh pasien. Interaksi yang menguntungkan juga dapat terjadi jika ramuan yang dikonsumsi mengurangi efek samping obat.

Cara kombinasi obat yang aman

Agar aman dan efektif, waktu mengkonsumsi juga harus diperhatikan. Menurut Dr Dalimartha (yang menjabat Ketua II PDPKT), sebaiknya nimum Herbal dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter. Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas Herbal yang dikonsumsi tetap terjaga.

Jika berniat menggabungkan pengobatan tradisional dengan pengobatan herbal, sebaiknya konsultasikan dengan ahli herbal, sinse, dan dokter yang paham tentang herbal sesegera mungkin. Mereka tergabung Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), sebuah organisasi di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Waktu konsumsi juga perlu diperhatikan agar aman dan efektif. Dr Dalimartha yang merupakan Ketua II PDPKT menyarankan untuk menggunakan suplemen herbal tidak kurang dari dua jam sebelum atau setelah minum obat kimia/sintesis. Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas Herbal yang dikonsumsi tetap terjaga.

***

GN/MRA

Komentar (0)

Copyright @ 2024 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1407 seconds