Bolehkah Minum Obat Setelah Minum Kopi?

Selasa, 9 Agustus 2022 | 08:00 WIB

Ilustrasi Minuman Kopi (Freepik/Onlyyouqj)

LINK UMKM -  Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Bagi kebanyakan orang minum kopi adalah kewajiban harian yang tidak bisa diganggu gugat bahkan saat sakit sekalipun.

Pada dasarnya kebanyakan jenis obat tidak boleh dicampur dengan zat lain termasuk kafein yang ada dalam kopi. Interaksi antara obat dan kopi bisa menyebabkan beragam efek samping dan memengaruhi kerja obat dalam mencapai efek terapi yang diinginkan.

Kafein dalam kopi bersifat stimulun untuk merangsang jantung dan otak agar bekerja lebih cepat dari biasanya. Maka dari itu banyak orang minum kopi agar tetap melek dan lebih fokus beraktivitas. Namun sebaiknya, tidak mengonsumsi obat setelah minum kopi, karena bisa mengganggu proses penyerapan obat dalam lambung dan usus halus. Jika dibiasakan khasiat obat yang dikonsumsi menjadi kurang optimal.

Langsung konsumsi obat setelah minum kopi juga bisa membuat jantunf berdetak cepat. Kafein dalam kopi juga bertahan lebih lama di dalam tubuh dibandingkan zat yang terkandung dalam obat.

Dilansir dari kompas.com Umumnya setelah ngopi kita akan merasa segar dan terjaga. Ini karena kandungan kafein dalam kopi yang merangsang kerja otak dan jantung. Akan tetapi kafein dalam kopi juga dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Setalah konsumsi kopi, sebaiknya tunggu 3-4 jam sebelum minum obat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aturan minum obat yang tertera pada label kemasan. Pahami dosis dan waktu konsumsi obat.

Terdapat 4 dampak yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi obat setelah minum kopi, sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kadar kafein dalam darah

Konsumsi obat tertentu setelah minum kopi dapat mengganggu proses pemecahan kafein di hati. Akibatnya, kafein tidak terpecah dengan sempurna dan menumpuk di dalam darah.

Kadar kafein yang berlebih di dalam darah dapat menimbulkan efek berupa rasa cemas, tekanan darah meningkat, agitasi, dan jantung berdebar. Salah satu obat yang dapat mengganggu pemecahan kafein adalah pil KB.

  1. Mengurangi penyerapan obat

Kopi mengandung tanin, yaitu senyawa yang dapat mengikat obat dan mengurangi penyerapan obat. Akibatnya, penyerapan zat dari obat yang dibutuhkan tubuh untuk mengatasi kondisi tertentu menjadi tidak maksimal.

  1. Meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat

Kafein bersifat stimulun yang dapat merangsang kerja sistem saraf. Hal ini bisa berdampak buruk bila dikombinasikan dengan obat yang juga  bersifat stimulun, seperti teofilin atau pseudoefedrin.

Konaumai kopi setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko munculnya efek samping obat, seperti sulit tidur, gelisah, sakit kepala, sesak napas, detak jantung cepat, bahkan denyut nadi tidak beraturan.

Selain itu, konsumsi kopi bersamaan obat-obatan jenis antikoagulan, seperti aspirin, clopidogrel, ibuprofen, dan naproxen, diketahui juga dapat meningkatkan efek samping obat-obatan tersebut. Salah satu efek sampingnya yang berbahaya adalah pendarahan dan syok.

  1. Mengahmbat kerja obat

Kafein juga terbukti dapat menghambat kerja beberapa jenis pbat, seperti pentobarbital dan obat antidepresan misalnya amitriptyline dan imipramine. Hal ini karena adanya efek stimulun pada kafein yang dapat mengambat kerja obat dalam menimbulkan rasa kantuk.

Agar obat dapat bekerja optimal, penting untuk membaca aturan pakai obat yang biasanya tertera pada label kemasan. Terutama jika minum obat tanpa resep dokter yang banyak dijual di apotek atau pasaran.

Pahami dan teliti seberapa banyak dosis yang harus digunakan dan kapan waktu yang dianjurkan untuk mengkonsumsinya. Yang terpenting pastikan juga jika obat yang di gunakan sesuai dengan penyakit yang dimiliki.

***

Komentar (0)

Copyright @ 2024 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1698 seconds