Dirut BRI Research Institute Berharap Angka Inflasi Tidak Lewati Level 5 Persen

Senin, 8 Agustus 2022 | 20:05 WIB

Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranata.

LINK UMKM - Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranata berharap, angka inflasi tidak akan melewati level 5 persen pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Optimisme tersebut berkaca dengan tren data terkini dimana semakin mengecilnya jarak atau gap antara inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan Indeks Harga Produsen (IHP).

"Tren gap-nya semakin mengecil. Jadi dengan inflasi yang ada yaitu headline inflation, nampaknya kenaikan harga di produsen sudah di-passthrough atau dilimpahkan ke konsumen, sehingga mudah-mudahan di tahun 2022 inflasi bisa di bawah 5 persen (yoy) atau kisarannya sekitar 4,5 persen (yoy)," kata Anton dalam sebuah acara baru baru ini.

Adapun headline inflation yang dimaksud adalah indeks IHK yang pada bulan Juli 2022 menyentuh level yang cukup tinggi, yaitu 4,94 persen (yoy).

Dengan sudah dilimpahkannya kenaikan harga komoditas dari produsen kepada konsumen, dirinya meyakini inflasi IHK menuju akhir tahun tidak akan naik terlalu signifikan.

Sebelumnya, terdapat kekhawatiran bahwa lonjakan harga komoditas yang ditanggung oleh produsen belum dilimpahkan kepada konsumen karena peningkatan inflasi IHK belum terlalu besar.

Namun, Ekonom BRI ini mengungkapkan, hal tersebut nyatanya diakibatkan oleh besarnya subsidi dan kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta energi dari pemerintah yang mencapai Rp500 triliun secara keseluruhan pada tahun ini.

"Seandainya memang kenaikan harga komoditas global belum dilimpahkan oleh produsen ke konsumen, maka terdapat probabilitas yang semakin besar bahwa inflasi akhir tahun bisa di atas level 5 persen," katanya.

Sementara itu di sisi inflasi inti, ia mengungkapkan level 2,86 persen (yoy) pada Juli 2022 benar-benar mencerminkan daya beli masyarakat dan ekspektasi inflasi.

Dengan demikian, terlihat inflasi inti sejauh ini masih bergerak secara gradual, yakni tahun lalu yang berada di bawah level 2 persen (yoy) dan kini mencapai 2,86 persen (yoy). ***

Komentar (0)

Copyright @ 2024 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1179 seconds