Seni Gerabah Kasongan, Sejarah Yang Dilupakan, Namun Punya Nilai Ekonomi

Kamis, 23 Desember 2021 | 07:00 WIB

Seni Gerabah Kasongan, Sejarah Yang Dilupakan, Namun Punya Nilai Ekonomi

LINK UMKM - Seni dan Budaya di Indonesia sudah tidak diragukan lagi beragam jenisnya. Termasuk jenis kerajinan tangan dari orang terampil mengolah bahan sederhana, hingga menghasilkan sesuatu yang bernilai jual tinggi harganya. Sebut saja salah satunya adalah produksi gerabah Kasongan.

Semua berawal dari salah satu desa bernama Bangunjiwo di wilayah Bantul, Kecamatan Kasihan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini dipenuhi tangan-tangan kreatif yang mampu mengolah tanah liat menjadi bentuk seni kerajinan gerabah.

Dimulai dari tanah liat yang diolah menjadi berbagai bentuk kerajinan, gerabah Kasongan memberikan hasil produksi tidak monoton hanya sebatas alat-alat dapur saja. Tetapi dapat dibentuk menjadi beragam seni rupa lainnya seperti asbak, guci, pot bunga, patung, souvenir dan sebagainya.

Potensi bisnis yang begitu besar dari produksi seni rupa ini membuat para pengrajin terus berupaya memberikan inovasi produk terbaru lewat tangan-tangan lihai mereka. Itulah sebabnya gerabah Kasongan mampu bertahan mengikuti perkembangan zaman. Lantas, apa saja hasil produksinya?

1 Pot Tanaman
Wadah yang dibutuhkan untuk menanam tanaman juga dapat dibentuk dari gerabah Kasongan. Pot memang terlihat tampak sederhana. Namun, ketika memiliki sebuah seni di dalamnya tentu akan bernilai jual tinggi.

Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII hingga ke IX, pot tanaman memiliki banyak peminat termasuk pemimpin Keraton Yogyakarta tersebut demi memperindah taman-taman yang ada di sekelilingnya.

Pot tanaman yang berasal dari gerabah Kasongan pada masa kini sudah semakin bervariasi bentuk dan coraknya. Dalam memenuhi kebutuhan pemesan, para pengrajin biasanya membuat wadah tanaman tersebut dengan warna atau lukisan yang indah.

2 Atap Rumah
Ada saja kreativitas perajin dari Desa Kasongan yang mampu mengeksplorasi kegunaan gerabah hingga merambah pada konstruksi bangunan. Salah satunya adalah Sarijo sarjana muda lulusan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sarijo dengan bekal pendidikannya di Perguruan Tinggi membuat sebuah rancangan baru, dengan konsep unik dan menarik. Fokus usaha gerabahnya lebih ke arah bangunan terutama untuk atap bangunan biasa disebut wuwungan.

Wuwungan yang dikerjakan oleh Sarijo memiliki detail rumit dan memiliki ciri khas tersendiri. Dirancang dengan teliti untuk menghiasi atap rumah pemesannya. Bisa dibayangkan betapa cerdiknya lulusan Sarjana ini dalam memanfaatkan usaha gerabah.

3 Ubin Terakota
Seni kerajinan gerabah Kasongan dari segi bangunan juga merambah melalui ubin terakota. Bagian paling bawah dari konstruksi ini, turut dimanfaatkan perajin untuk unjuk kreativitas dalam menyuguhkan keramik indah, natural dan unik bentuknya.

4 Perlengkapan Dapur
Perajin di Desa Kasongan tidak hanya didominasi oleh pria melainkan ada perajin wanita yang lebih tahu untuk urusan dapur. Pada awalnya gerabah memang dimanfaatkan untuk keperluan alat-alat dapur seperti tungku, kuali, piring, mangkok dan sebagainya.

Fungsi gerabah yang diolah menjadi alat-alat dapur tidak berhenti di tengah zaman. Sampai saat ini masih ada perajin memanfaatkannya untuk kebutuhan rumah tangga tersebut. Maka, tidak heran bila ada yang menjualnya secara online selain memasarkan produknya di depan rumah.

Perabotan dapur yang berasal dari Desa Bangunjiwo memiliki nilai seni dan kental dengan unsur budaya Jawa. Maka tidak heran produksi gerabah Kasongan mampu menarik minat wisatawan dalam maupun luar negeri ketika berkunjung ke daerah wisata tersebut.

Komentar (1)

  • Aziz Rhomdhonie

    25 Januari 2022 | 17:57:07 WIB

    Majulah bangsaku

    2 tahun lalu

Copyright @ 2024 Link UMKM, All right reserved | Page rendered in 0.1524 seconds