Sosial Media, Market Place, dan Pemerintah Membantu Memperbaiki Perekonomi Indonesia
Kamis, 28 Januari 2021 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Dalam menghadapi pandemi yang begitu membawa dampak besar terhadap perekonomian dunia, Indonesia melalui Pemerintah serta menggandeng beberapa marketplace mencoba untuk membangun kembali geliat perekonomian melalui UMKM go digital.
Konsep ini dibangun oleh pemerintah bersama dengan beberapa marketplace seperti Shopee, Blibli, Tokopedia, serta Grab. Dan tidak hanya terbatas pada e-commerce saja, pemerintah juga bekerjasama dengan media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp.
Hal ini didasarkan pada beberapa riset menyebutkan bahwa penggunaan media sosial dan e-commerce mengalami kecenderungan trend yang positif. Disampaikan oleh Lembaga Survei Kantar, penggunaan Instagram dan Facebook mengalami peningkatan sebesar 40% jika dibandingkan dengan penggunaan media sosial sebelum adanya pandemi.
Dan tidak hanya itu, riset dari TechCrunch juga menunjukan adanya trend positif yang cukup signifikan terhadap kenaikan penggunaan media sosial WhatsApp hingga 51% di beberapa negara selama fase krisis pandemi. E-commerce pun juga ikut andil bagian dalam perkembangan ini.
Dengan hasil riset Survei SEA Insights yang menunjukan bahwa platform e-commerce semakin banyak digunakan responden untuk melakukan belanja online sebanyak 51%. Dan Kementerian Koperasi dan UKM mencatat setidaknya sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik hingga 26 persen atau mencapai 3,1 juta transaksi per hari.
Potensi inilah yang menuntut pemerintah untuk menginisiasi akan adanya kerjasama bersama media sosial dan e-commerce untuk memperbaiki perekonomian atas dampak pandemi.
Salah satu kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah melalui kegiatan pelatihan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari, menjelaskan adapun bentuk kerjasama yang dilakukan adalah, pihaknya beserta Instagram dan WhatsApp akan memberikan beragam pelatihan kepada pelaku UMKM yang dilakukan melalui virtual.
Dimana tujuan dari adanya pelatihan tersebut adalah untuk memfasilitasi para pelaku UMKM agar go digital. Karena Kementerian Koperasi dan UKM mencatat dari dari 64 juta UMKM yang ada, ternyata baru 13 persen atau 8 juta UMKM yang hadir dalam platform digital. Oleh sebab itu, Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen hingga akhir tahun 2020 menargetkan 10 juta UMKM untuk masuk ke ekosistem digital.
Harapannya adalah agar UMKM yang terdampak oleh adanya pandemi ini mampu lebih berkembang melalui penerapan dan pemanfaatan baik e-commerce maupun media sosial yang lebih maksimal.
RZ/QQ