Petani Boyolali Untung Berkat Tumpangsari Kayu Putih dan Jagung
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 11:00 WIB
LINKUMKM - Tumpang sari adalah pola tanam yang menempatkan dua atau lebih tanaman dalam satu lahan dan waktu yang sama. Salah satu tanaman menjadi tanaman utama dan sisanya menjadi tanaman pendamping melansir dari kompas.com. Tumpang sari antara tanaman kayu putih dan jagung membuat untung petani di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali. Menurut Ketua Kelompok Tani Wonolestari I, Sojo, metode tumpang sari ini merupakan hal baru.
Dia mengatakan, komoditas utama di desa itu sebetulnya yaitu jagung. Sedangkan kayu putih hanya sebagai tanaman pendukung yang wajib ditanam di lahan milik pemerintah.
Awalnya, tanaman kayu putih hanya sekadar ditanam saja. Tapi setelah ada manfaatnya, mereka mulai menggunakan metode tumpang sari jagung dan kayu putih.
Dia mengatakan, sistem tumpang sari ini sangat menguntungkan. Dengan metode ini, petani bisa memiliki hasil panen yang beragam.
Panen jagung bisa dilakukan 4 kali dalam setahun, sedangkan panen kayu putih bisa dilakukan 2 kali dalam setahun.
Sojo mengatakan, agar hasilnya maksimal, para petani mulai merapatkan jarak tanam kayu putih. Kini dalam 1 hektare bisa ditanam 6.000 pohon kayu putih.
Dari 6.000 pohon itu bisa menghasilkan 18 ton daun kayu putih sekali panen atau 126 kg minyak kayu putih. Sehingga, petani Desa Wonoharjo yang memiliki 433 hektare lahan bisa menghasilkan kurang lebih 54,5 ton minyak kayu putih dalam sekali panen.
Seorang petani minyak kayu putih Desa Wonoharjo bisa mengantongi Rp30 juta dalam sekali panen untuk upah pemetikan sekaligus pembuatan minyak kayu putih.
Sedangkan untuk tanaman jagung, Sojo mengaku petani bisa memperoleh omzet Rp24 juta dalam sekali panen. Meskipun tak sebesar hasil kayu putih. Hasil dari panen jagung cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Sojo mengatakan, usaha rakyat ini terbantu juga dengan kehadiran Corporate Social Responsibilty (CSR) dari BANK BRI berupa mesin penyulingan kayu putih sekaligus rumah penyulingan, kinerja petani menjadi lebih efektif dan lebih cepat.
Dengan mesin itu, mereka bisa memproduksi 20 hingga 24 kilogram bminyak kayu putih.
RZ/RF