Kerajinan Sapu Hamada Purbalingga Laris Manis di Jepang
Rabu, 1 September 2021 | 16:43 WIB
Brilian - Dengan cekatan para pengrajin sapu di Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga memilah dan mengikat batang tanaman gandum untuk dijadikan kerajinan sapu. Sapu Hamada, satu dari beberapa jenis sapu lainnya yang dibuat pengrajin sudah menembus pasar diekspor hingga ke Jepang.
Kerajinan sapu Hamada yang terbuat dari batang gandum merupakan produk khas Desa Kajongan yang muncul sejak tahun 1969 bersama dengan jenis kerajinan sapu lainnya seperti sapu ijuk yang terbuat dari ijuk pohon aren, serta sapu glalah terbuat dari tanaman rumput.
Dari ketiga jenis sapu tersebut, saat ini baru sapu Hamada yang diekspor ke Jepang, sedangkan sapu jenis lainnya di jual di sekitar Purbalingga, Bali, Jateng, Jatim hingga Sumatera.
"Sapu yang ekspor yang Hamada, yang buat dari Kajongan pengiriman ekspor ke negara tujuan Jepang," kata Kasi Kesejahteraan Desa Kajongan, Makmur kepada wartawan saat menerima kunjungan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Provinsi Jateng.
Dia mengungkapkan, untuk kebutuhan bahan bakunya, ada yang didapat dari sekitaran Purbalingga, seperti rumput glagah yang tumbuh liar di kawasan hutan, sedangkan batang tanaman gandum serta ijuk diperoleh dari luar daerah, seperti Demak, Tegal, Purwodadi, dan Semarang.
Sedangkan jumlah pengrajin sapu di desa Kajongan sendiri mencapai 37 pengrajin dengan jumlah pekerja untuk setiap pengrajin sekitar lima orang serta ada yang hingga mencapai puluhan orang, sesuai kapasitas produksinya.
"Ekspor sapu Hamada memang tidak dilakukan secara langsung oleh pengrajin, tapi dikirim ke Yogyakarta serta Bandung yang memiliki akses penjualan sapu Hamada ke Jepang. Pengrajin di sini sifatnya hanya buat, finishing di Yogyakarta," ujarnya.
Pengiriman sapu Hamada setiap sebulan sekali sekitar 1.000 -2000 sapu, karena pembuatannya agak sulit.