Nilai Ekonomis Pohon Asam
Minggu, 22 Maret 2020 | 16:00 WIB
LINKUMKM - Di tangan seorang penggiat UMKM kerajinan asal Banyuwangi, Bambang Hariyono, pohon asam yang tidak mempunyai nilai, bisa disulap olehnya menjadi sebuah kerajinan yang menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Berbekal tekad yang kuat, bambang melihat sebuah potensi dari pohon asam dan menjadikannya kerajinan tangan termasuk limbahnya yang juga dijadikan ornamen furniture berkelas internasional.
Saat menggeluti usaha kerajinan tangan kayu pohon asam tiga tahun silam, dia melihat keunikan yang terdapat pada pohon asam. Menggeluti usahanya itu, Bambang lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat Banyuwangi daripada menggunakan tenaga mesin.
"Kayu pohon asam menurut saya unik, seperti memiliki ciri yang khas dan juga tiap potong yang dibuat tidak akan pernah sama. Maka yang banyak minat untuk produksi kayu asam ini Eropa dan Amerika," kata Bambang yang ditemui di workshop 'Oesing craft' miliknya.
Saat ini total lebih dari 250 pegawai yang dirangkulnya untuk membuat kerajinan kayu. Tenaga kerja itu direkrut dari berbagai kecamatan, yaitu Glagah, Kalipuro, Kabat. Bahkan Bambang juga kerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun lembaga pemasyarakatan (lapas) di Banyuwangi.
"Kita rangkul lapas agar napi-napi juga punya ketrampilan selama di dalam," kata Bambang.
Selain itu, Bambang juga sudah mendirikan anak cabang yang ada di Situbondo, Jember, dan Pasuruan. Kerajinan milik bambang ini beraneka ragam, seperti tableware, mangkok, guci, tempat makan, dan tempat perhiasan.
Berkat keuletan dalam menggeluti bidangnya, produk kerajinan asal banyuwangi ini telah beredar ke berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hongkong, Singapura, dan Malaysia. Tak heran jika tiap bulan omzet yang didapat mencapai Rp 1 miliar.
Oesing craft bahkan sudah dikontrak oleh perusahaan besar asal Jepang untuk membuat kerajinan kayu. "Berapapun yang kita produksi, mereka siap menerima. Bahkan untuk pengiriman ke Jepang itu ada batas minimum jumlah," kata Bambang bangga.
Karena keuletan dan kegigihan itu, berbagai penghargaan telah diraih, seperti penghargaan dari Unesco Award of Excellence for Handicraft pada 2012 lalu untuk wilayah Asia Tenggara.
Tidak sampai disitu, ia juga meraih piagam penghargaan SMESCO Award Tahun 2009, Juara 2 Desain Cinderamata Jatim 2009, Prabaswara Award di bidang Ekspor 2012, dan berbagai penghargaan bidang kerajinan serta pemberdayaan masyarakat.
"Kita tetap mengutamakan kualitas dari kerajinan yang kita buat. Saat pesanan banyak, kita tidak boleh lengah untuk mengutamakan kualitas tiap piece-nya. Kalau kualitas jelek, pasti konsumen lari, apalagi Jepang yang selalu teliti barang yang kita kirim," kata Bambang.