Kisah UMKM Batik Menyejahterakan Sekitar
Rabu, 2 Oktober 2019 | 23:02 WIB
LINKUMKM - Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Batik bukan hanya sekadar kain yang digunakan untuk seragam atau pakaian kondangan.
Jauh dari itu, batik telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Batik juga memainkan peran penting di ekonomi Tanah Air.
Bisnis batik tidak hanya digerakkan pihak swasta, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) pun ada yang melepaskan jabatannya untuk mendirikan bisnis batik.
Titik Supartina, mantan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Grobokan ini memutuskan pensiun dini dan merintis usaha batiknya di Klaten, Jawa Tengah.
Cucu seniman batik ini mengembangkan bisnis batik turun temurun. Puncaknya, bisnis batiknya sempat dilirik desainer Ivan Gunawan.
Titik terjun ke bisnis batik karena hobinya. Dia kerap membolos kerja demi menuangkan keinginannya membatik.
Kini usaha Titik bergerak. Sebanyak 20 orang ibu-ibu di sekitar rumahnya menjadi pengerajin batik. Kondisi ini turut menyumbang pundi rupiah bagi warga sekitar.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) batik Indonesia menyumbang ekspor US$ 17,99 juta atau setara Rp251,86 miliar selama semester 1-2019. Sementara nilai ekspor sepanjang tahun lalu sebesar US$ 52,44 juta.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menjelaskan, negara tujuan utama ekspor batik antara lain ke Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Eropa.
Industri batik, kata dia, didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) yang tersebar di 101 sentra di Indonesia. Totalnya ada sebanyak 47 ribu unit usaha dan telah menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang.