LINKUMKM -  Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menggelar acara rembug kopi nasional di Smesco, sejak 20-22 September 2019.

Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga mengatakan, rembug kopi Nasional menjadi ajang untuk mendukung pelaku usaha termasuk di sektor UKM perkopian untuk meningkatkan pemasaran produknya.

Puspayoga mengatakan, pemerintah sudah menggulirkan berbagai terobosan kebijakan untuk UMKM. Misalnya, pengurangan PPh UKM dari sebelumnya 1 persen menjadi hanya 0,5 persen.

Pemerintah, kata Puspayoga, juga menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari semula 22 persen menjadi 7 persen. Selain itu, pemerintah menggratiskan biaya pembentukan badan hukum bagi UKM. Pemerintah juga mengadakan berbagai pendampingan serta pelatihan.

Puspayoga berharap pelaku UKM di sektor kopi dapat memanfaatkan berbagai kesempatan yang diberikan pemerintah.

“Ini 4 tahun lalu saya buat sekarang udah semakin bagus, bisa ekspor ke Amerika, Korea, dan bentar lagi ke Eropa,” ujar Puspayoga.

Selain memaparkan dukungan, Puspayoga juga meluncurkan produk kopi asal Bali ke Korea. Dengan acara ini diharapkan pasar ekspor produk kopi nasional berkembang.

Data dari Kementerian Perindustrian mencatat adanya peningkatan ekspor kopi. Pada 2016, ekspor kopi mencapai 145.000 ton atau senilai USD428 juta, kemudian meningkat hingga 178.000 ton atau senilai US$487 juta pada 2017.

Sedangkan pada 2018, terjadi lonjakan peningkatan ekspor hingga 21,49 persen atau sebanyak 216.000 ton dengan peningkatan nilai 19,01 persen atau mencapai US$580 juta. Indonesia sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar dunia, memiliki aneka ragam kopi dengan rasa khas tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Panitia Pelaksana Smesco Rembug Kopi Nasional, Lisa Ayodhia mengatakan salah satu upaya mencari pemecahan masalah tantangan agribisnis komoditas kopi dari hulu ke hilir. Dengan begitu segala persoalan pada industri kopi dapat terselesaikan dan ekspor kopi bisa terus meningkat.