Daya Tarik Sarung Khas Suku Baduy
Jumat, 24 Juni 2022 | 11:08 WIB
LINKUMKM - Masyarakat Suku Baduy punya kemampuan menenun sarung. Kemampuan itu telah diajarkan sejak usia 9 tahun.
Selain merawat tradisi, menenun sarung juga merupakan amanah leluhur.
UKM pengerajin sarung, Jamal Setiabudi menyebut memakai sarung merupakan kewajiban.
Jamal menyebut sarung khas Baduy dikenal memiliki beberapa motif unggulan. Diantaranya, Samping Poleng, Poleng Hideung (kotak-kotak besar), Poleng Capit Urang (kotak-kotak kecil), hingga motif Janggawari.
Harga sarung tenun ini terbilang masih terjangkau. Jamal menyebut, sarung khas Baduy itu dijual dengan harga berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp1,7 juta.
Meski tak ada kendala dalam produksi kain sarung, UKM ini memiliki masalah pemasaran. Sarung ini hanya muncul ketika pameran produk UKM yang digelar Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten.
Jamal saat ini sedang belajar sistem pemasaran sarung ini melalui media sosial dan jaringan internet.
"Ya tapi harap maklum saja, kami kan tidak mengenal bangku sekolah. Jadi, belajar pemasaran online ini juga masih tahap-tahap dasar. Bahkan, di kampung kami tidak mengenal listrik. Bila ingin mencharge HP, kami harus berjalan jauh menuju terminal. Kami sepertinya butuh pelatihan mengenai pemasaran online," kata Jamal.
Selain kendala pemasaran, ungkap Kang Jamal, para perajin sarung asal Baduy ini juga tengah memikirkan satu brand yang mampu menguatkan eksistensi sarung tenun khas Baduy.