Piringan Hitam yang Jadi yang Kini Jadi Primadona
Senin, 15 April 2019 | 09:38 WIB
LINKUMKM - Gelaran Record Store Day 2019 yang digelar di Kuningan City, Jakarta, selama dua hari, 12-13 April 2019 telah berakhir. Sejumlah penggiat dan penikmat musik berkumpul untuk berbagi informasi mengenai compact disc (cd) dan piringan hitam.
Ajang ini menjadi salah satu lokasi perburuan piringan hitam. Karya-karya lawas dari Sarah Vaughan, Metallica, The Beatles, hingga Titiek Puspa dan Bob Tutupoli dipajang. Ada yang dihargai di atas Rp300 ribu. Ada pula yang di bawah itu.
Sejak 2015, geliat memburu piringan hitam telah muncul. Album-album lawas dan musisi indie memiliki target pembeli tersendiri.
Selain ajang seperti ini, piringan hitam juga memunculkan komunitas baru.
Toko di kawasan Blok M Square dan Jalan Surabaya menjadi rujukan para penggemar. Bahkan, salah satu toko di Jalan Surabaya, Lian Records, pernah masuk dalam daftar 10 Best Shopping Destination for Travelers dari CNN.
Di lapak milik Lian Nasution ini, Anda dapat mendengar suara Indah penyanyi lawas Morrissey diputar, atau mungkin Hetty Koes Endang.
Anda dapat mencari lagu-lagu lawas yang dapat membawa kenangan Anda kembali. Selain di Jakarta, di sejumlah kota besar juga toko piringan hitam juga mulai bermunculan. Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, hingga Palembang.
Harga yang relatif mahal membuat bisnis ini menjadi salah satu bisnis dan hobi yang menarik. Kelangkaan rilisan akan mempengaruhi harga jual.
Jadi segera tengok ke gudang, apakah masih tersimpan koleksi dari opa-oma Anda?