Pemulihan UMK di Daerah Terdampak Bencana Terus Dilakukan
Rabu, 20 Februari 2019 | 10:28 WIB
Brilian - Kementerian Koperasi dan UKM membantu pemulihan usaha bagi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (UMK) terdampak gempa bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan bencana tsunami likuifasi dan gempa bumi Sulawesi Tengah (Sulteng). Restrukturisasi usaha dinilai penting dalam upaya menjaga stabilitas kinerja koperasi dan UMKM.
"Karena itu kami secara bertahap terus melakukan sosialisasi di seluruh Indonesia," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Kadir Damanik.
Kemenkop UKM akan memberikan bantuan pemerintah (Banpem) senilai Rp4,5 juta kepada 150 UMK dan Penerapan Early Warning System (EWS ) serta pelatihan vocational kepada 80 orang di Lombok Tengah.
Restrukturisasi usaha tidak hanya untuk koperasi dan UMKM yang mengalami penurunan usaha atau usaha yang terkena bencana alam, namun secara terus-menerus. Hal ini agar kinerja koperasi dan UMKM lebih baik sehingga dapat meraih peluang dalam setiap persaingan.
Sosialisasi restrukturisasi usaha di Lombok Tengah diharapkan KUMKM dapat meningkatkan performa kinerja usaha dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. Selain itu juga menata kembali aspek usaha yang tidak efisien, sehingga kinerja usaha semakin baik dan dapat terus unggul dalam era pasar bebas.
Sementara di Sulteng, tercatat lima kabupaten/kota terdampak bencana tsunami, gempa bumi dan likuifasi, Kelima kabupaten itu adalah Palu, Sigi, Parigi, Parigi Moutong dan Donggala. Dari lima kabupaten/kota tersebut, kerusakannya terparah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Program Bantuan Modal Usaha direncanakan akan diberikan kepada 150 palaku UMK di tiga kabupaten/kota tersebut. Masing-masing kabupaten/kota akan mendapatkan alokasi 50 PUMK dengan dana yang diterima masing-masing maksimal Rp5 juta.
Kemenkop UKM terus berupaya agar UMK dapat kembali bangkit pascabencana. Berbagai kegiatan telah dilakukan pemerintah diantaranya memfasilitasi restrukturusasi kredit dengan melibatkan lembaga keuangan baik bank maupun non bank, Kemenko Perekonomian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hingga 29 Januari 2019, data KUMKM terdampak bencana di Sulteng 100.910 unit dengan plafon kredit Rp8.038,6 triliun dan jumlah outstanding Rp 5.150,5 triliun. Dana ini bersumber dari 13 perbankan dan satu lembaga keuangan.
Nilai restrukturisasi kredit telah dilakukan ke 22.325 unit UMKM. Jumlah plafon sebesar Rp3.498,5 triliun dan outstanding sebesar Rp2.672,6 triliun.