Santripreneur untuk Tingkatkan Kompetensi SDM Pesantren

Sabtu, 9 Februari 2019 | 15:57 WIB

MoU Program Diklat 3in1 (Dok.Kemenperin)

Brilian - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan pelatihan dan pembinaan untuk mendorong penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Program ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga turut memacu perekonomian nasional.

“Dengan program Santripreneur ini, kami akan mendorong para santri, khususnya generasi milenial untuk bisa berindustri dan berkreasi dengan berbagai program pelatihan yang mereka dapatkan,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Langkah strategis ini sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 dan mengambil momentum dari bonus demografi. Sepanjang 2018, program Santripreneur telah menjangkau 16 ponpes dan membina 3.220 santri. Ke-16 ponpes itu, tujuh di antaranya di wilayah Jawa Barat, lima di Jawa Timur, tiga di Jawa Tengah, dan satu ponpes di Yogyakarta.

Program pembinaan dan pelatihan meliputi industri daur ulang sampah, konveksi busana muslim, makanan dan minuman olahan, kerajinan, perbengkelan, pupuk organikcair, dan pendampingan sertifikasi SNI garam beryodium. Kegiatan tersebut dirancang karena sudah ada komunitas dan keahlian yang cukup di sejumlah ponpes.

“Kalau bicara pesantren, kami juga mendorong ekosistemnya. Salah satunya di pesantren Jawa Barat, untuk membuat roti. Kemudian roti itu dikonsumsi santri-santri di sana. Selain itu, produksi air minum dalam kemasan, yang nantinya dikonsumsi juga para santri. Bahkan belajar tentang daur ulang sampah agar bisa menjadi bahan bakar untuk memasak,” jelasnya.

Tujuan Santripreneur meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bertalenta di lingkungan pesantren, sehingga menjadi bekal para santi untuk belajar mandiri dan berwirausaha sebelum terjun ke masyarakat. Program ini diharapkan menjadi salah satu wadah untuk menjembatani santri yang memiliki jiwa wirausaha agar lebih inovatif dan berdaya saing.

Pemerintah mendorong para santri untuk memacu kemampuannya dalam berwirausaha, terutama melalui peningkatan etos kerja, kreativitas dan inovasi, produktivitas, kemampuan membuat keputusan dan mengambil risiko, serta kerja sama saling menguntungkan dengan menerapkan etika bisnis.

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x