Industri Daur Ulang Bantu Wujudkan Ekonomi Berkelanjutan
Kamis, 7 Februari 2019 | 15:00 WIB
Brilian - Konsep circular economy atau ekonomi berkelanjutan di sektor industri telah menjadi tren dunia. Konsep ini dinilai mampu berkontribusi besar dalam menerapkan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan yang menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Industri manufaktur berperan penting dan memberikan dampak luas dalam mewujudkan circular economy di Indonesia. Hal ini karena salah satu aktivitas produksi industri manufaktur adalah mendaur ulang botol plastik bekas menjadi polyester fiber atau kapas sintetis.
“Salah satu dari 10 prioritas nasional di dalam inisiatif Making Indonesia 4.0 adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Oleh karena itu, konsep circular economy dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Prinsip utama dalam konsep ekonomi berkelanjutan adalah 5R yakni pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce), optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse), penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle), proses perolehan kembali (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair).
“Jadi circular economy, mulai dari perencanaan, kemudian bahan baku produksi, sampai dengan ke customer. Misalnya, plastik dari botol ini, yang sudah dipakai customer dan menjadi waste, di-recycle lagi bisa dibuat menjadi polyester fiber,” jelasnya.
Airlangga menambahkan, konsep ekonomi berkelanjutan sejalan dengan standar industri hijau yang mampu berperan meningkatkan daya saing sektor manufaktur di masa depan, dengan mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
“Sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Penerapan industri hijau merupakan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Upaya yang dapat dilakukan, di antaranya melalui efisiensi penggunaan sumber daya, penerapan teknologi rendah karbon, penerapan 3R hingga 5R, minimisasi limbah, dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Menperin mengajak pelaku industri nasionalbersinergi mengusung ekonomi berkelanjutan melalui berbagai kegiatan, antara lain melalui pelestarian lingkungan serta peggunaan teknologi bersih, biokimia, dan energi terbarukan.
“Recycle ini bukan hanya plastik, tetapi bicara juga kertas, baja melalui scrap, dan kaca yang di-recycle menjadi kaca lagi, termasuk karet. Makanya, industri recycle ini terus kami dorong. Bahkan, di dalam WEF kemarin, didorong pula circular economy untuk perbankan, jadi perbankan untuk mendukung circular economy,” pungkasnya.